Meski RSF dilaporkan memiliki puluhan ribu anggota, sebagian besar ialah infanteri dengan keterampilan rendah. Mereka lebih dikenal karena penjarahan dan kekerasan seksual dibandingkan operasi militer canggih.
Didukung pejuang Kolombia, menurut AS, RSF akhirnya merebut El-Fasher pada Oktober, di tengah bukti pembunuhan massal, penculikan, dan pemerkosaan. Video yang diverifikasi memperlihatkan warga Kolombia berada di dalam dan sekitar kota sebelum jatuhnya El-Fasher.
Kamp Zamzam
Dalam satu rekaman, mereka melintasi reruntuhan kamp pengungsi Zamzam sambil memutar musik reggaeton. “Semua hancur,” kata seorang pria dengan aksen Kolombia.
Baca Juga:Tokoh Utama Gerakan GenZ yang Gulingkan Sheikh Hasina, Sharif Osman Hadi Jadi Korban Pembunuhan BerencanaPemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 Miliar
Kamp Zamzam direbut pada April. Lebih dari 400 ribu orang mengungsi dan 1.000 tewas. Para penyintas menyebutnya sebagai pembantaian bermotif etnis.
Gambar lain menunjukkan pria yang sama berpose dengan seorang anak laki-laki bersenjata senapan serbu. Rekaman terpisah memperlihatkan tentara bayaran mengajari seorang pejuang menggunakan peluncur roket.
Milisi sekutu tentara Sudan menyebutkan hingga 80 warga Kolombia ikut serta dalam pengepungan sejak Agustus. Foto yang diberikan juru bicara Pasukan Gabungan, Ahmed, menunjukkan jenazah pria yang sama, dikenali dari fitur wajah dan kawat giginya dan diberi label sebagai komandan peleton.
Otoritas yang bersekutu dengan tentara Sudan mengeklaim sedikitnya 43 tentara bayaran Kolombia tewas. Kementerian luar negeri Kolombia menyatakan bahwa sejumlah warga negara mereka ditipu jaringan perdagangan manusia untuk berangkat ke Sudan.
Dari Whatsapp
Itu berawal dari Whatsapp. Sekitar setahun setelah pensiun, seorang spesialis drone militer Kolombia yang tak ingin disebut namanya menerima pesan instan itu. “Ada veteran yang tertarik untuk bekerja? Kami mencari anggota cadangan dari angkatan mana pun. Detailnya melalui pesan langsung,” kata orang itu berdasarkan isi pesan tersebut.
Pria berusia 37 tahun itu dihubungi seseorang yang mengaku mantan kolonel angkatan udara dan diberi tahu pekerjaan tersebut berada di Dubai. Ia menerima tawaran itu.
Setiap tahun, ribuan tentara Kolombia pensiun di usia relatif muda dengan pensiun kecil. Banyak yang sebelumnya menemukan pekerjaan di UEA, menjaga infrastruktur minyak atau bertempur di Yaman melawan pemberontak Houthi.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Namun dalam panggilan lanjutan, veteran itu diberi tahu Dubai hanyalah lokasi transit untuk pelatihan singkat, sebelum dikerahkan ke Afrika untuk misi pengintaian. Merasa curiga, ia menghubungi seorang teman di UEA yang memperingatkannya bahwa tujuan sebenarnya kemungkinan Sudan. Ia pun menolak tawaran tersebut. Banyak lainnya tidak seberuntung itu.
