PERSONEL Amerika Serikat (AS) melakukan aksi penyergapan dan penyitaan terhadap sebuah kapal tanker di lepas pantai Venezuela, Sabtu (20/12). Langkah ini menandai peningkatan tekanan signifikan dari pemerintahan Presiden Donald Trump terhadap pemerintahan Nicolás Maduro di Caracas.
Penyitaan ini merupakan aksi interdikasi kedua yang dilakukan AS bulan ini, menyusul pengumuman “blokade” oleh Trump terhadap kapal-kapal tanker minyak yang keluar-masuk Venezuela. Sebelumnya, pada 10 Desember, AS juga menyita kapal tanker besar bernama Skipper yang memiliki keterkaitan dengan Iran.
Operasi Fajar di Perairan Internasional
Seorang pejabat AS mengungkapkan kapal yang disita pada Sabtu kemarin merupakan tanker berbendera Panama yang membawa minyak Venezuela menuju Asia. Menariknya, berbeda dengan penyitaan sebelumnya, kapal ini disebut tidak berada di bawah sanksi resmi AS.
Baca Juga:Tokoh Utama Gerakan GenZ yang Gulingkan Sheikh Hasina, Sharif Osman Hadi Jadi Korban Pembunuhan BerencanaPemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 Miliar
Operasi ini dipimpin oleh Penjaga Pantai AS (US Coast Guard) dengan bantuan militer AS di perairan internasional. Sekretaris Keamanan Dalam Negeri AS, Kristi Noem, membagikan video melalui media sosial yang menunjukkan helikopter meluncur di atas kapal tanker dalam operasi yang ia sebut sebagai “aksi sebelum fajar”.
“Amerika Serikat akan terus mengejar pergerakan minyak terlarang yang digunakan untuk mendanai narkoterorisme di kawasan ini,” tegas Kristi Noem dalam pernyataannya.
Reaksi Keras Venezuela dan Dukungan Iran
Pemerintah Venezuela bereaksi keras atas insiden ini. Wakil Presiden Venezuela, Delcy Rodríguez, menegaskan negaranya menolak keras aksi yang ia sebut sebagai “pencurian dan pembajakan kapal swasta”.
“Venezuela akan mengambil semua tindakan yang diperlukan, termasuk melaporkan hal ini ke Dewan Keamanan PBB, organisasi multilateral lainnya, serta pemerintah negara-negara di dunia,” ujar Rodríguez dalam pernyataan resminya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Venezuela, Yvan Gil, mengumumkan Iran telah menawarkan kerja sama untuk menghadapi tindakan AS yang ia sebut sebagai “aksi bajak laut” dan “terorisme internasional”. Gil mengklaim Teheran menyatakan “solidaritas penuh” dan siap bekerja sama di semua bidang untuk melawan tindakan AS yang dianggap melanggar hukum internasional.
