DRAMA pengejaran pelaku penembakan massal di Universitas Brown, Providence, Rhode Island, berakhir tragis di sebuah gudang di Salem, New Hampshire. Pelaku yang diidentifikasi sebagai Claudio Neves Valente, ditemukan tewas bunuh diri setelah melakukan serangkaian aksi horor yang mengguncang dunia pendidikan di AS.
Kepala Kepolisian Providence, Oscar Perez, bersama Jaksa Agung Rhode Island, Peter Neronha, memastikan pada Kamis (18/12/2025) bahwa Valente bergerak sendiri dalam melancarkan aksinya. FBI bahkan menyebut lokasi penemuan jasad pelaku di Salem –sekitar 30 km utara Boston– merupakan tempat yang memang sengaja disewa Valente sebagai ‘peristirahatan terakhir’ bagi dirinya sendiri.
Terbongkar dari Keributan di Kamar Mandi
Pelarian Valente terendus berkat laporan krusial dari seseorang yang sempat terlibat keributan dengannya di kamar mandi kampus. Kesaksian ini membawa polisi menemukan mobil sewaan pelaku dari sebuah agen di Massachusetts. Melalui rekaman CCTV di toko penyewaan tersebut, penyidik mendapati Valente mengenakan pakaian yang identik dengan pelaku yang terekam saat penembakan di Universitas Brown.
Baca Juga:Pemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 MiliarKetika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah Menjawabnya
Identitasnya pun semakin benderang. Valente tercatat sebagai warga negara Portugal yang memiliki sejarah akademik panjang. Ia adalah mantan mahasiswa doktoral di bidang fisika di Universitas Brown lebih dari dua dekade lalu. Pengetahuannya yang mendalam tentang anatomi gedung kampus diduga menjadi alasan mengapa ia bisa bergerak sangat efektif saat melancarkan aksi penembakan.
Misteri Motif dan Korban Profesor MIT
Meski pelaku telah tewas, teka-teki besar masih menyelimuti motif di balik tindakan brutal ini. Jaksa Agung Peter Neronha mengakui bahwa pihaknya masih meraba-raba alasan di balik pemilihan lokasi dan sasaran. “Saya rasa kita tidak tahu mengapa sekarang, mengapa Brown, atau mengapa kelas ini,” ujarnya dengan nada masygul.
Namun, fakta mengerikan lain terungkap. Valente diduga kuat tidak hanya menyerang Brown. Jaksa AS di Boston, Leah Foley, menyatakan penyidik memiliki bukti cukup yang menghubungkan Valente dengan pembunuhan Profesor Nuno Loureiro dari Institut Teknologi Massachusetts (MIT) pada Senin (15/12/2025) lalu.
Menariknya, Valente dan Profesor Loureiro diketahui pernah menempuh pendidikan di universitas yang sama di Lisbon, Portugal. Hubungan masa lalu antara keduanya kini menjadi fokus utama penyelidikan untuk mengungkap apakah ada dendam pribadi yang memicu ‘amuk’ berdarah ini.
