Operasi Narnia, yang menyasar ilmuwan nuklir terkemuka Iran, sedang berlangsung. Fisikawan teoretis dan ahli bahan peledak yang dikenai sanksi AS karena pekerjaannya di bidang senjata nuklir, Mohammad Mehdi Tehranchi, tewas di apartemennya lantai enam, Kompleks Profesor, Teheran. Fisikawan nuklir yang pernah memimpin organisasi energi atom Iran dan dikenai sanksi AS dan PBB, Fereydoun Abbasi, tewas dalam serangan lain dua jam kemudian. Secara keseluruhan, Israel mengatakan, mereka membunuh 11 ilmuwan nuklir senior Iran pada 13 Juni dan beberapa hari berikutnya.
100 ilmuwan
Amir Tehranchi mengatakan bahwa pekerjaan saudaranya, Mohammad, akan terus berlanjut. “Dengan pembunuhan para profesor ini, mereka mungkin telah tiada, tetapi pengetahuan mereka tidak hilang dari negara kita,” katanya.
Israel membunuh ilmuwan Iran sebelumnya, tetapi selalu menyangkal bertanggung jawab. Agen-agen yang mengendarai sepeda motor memasang bom magnet pada mobil-mobil ilmuwan di tengah kemacetan lalu lintas Teheran. Abbasi nyaris selamat dari upaya tersebut pada 2010. Seorang ilmuwan nuklir terkemuka, Mohsen Fakhrizadeh, tewas akibat tembakan senapan mesin kendali jarak jauh dalam penyergapan di luar ibu kota Iran pada 2020.
Baca Juga:Pemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 MiliarKetika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah Menjawabnya
Pada Juni, Israel menjadi semakin berani setelah secara terbuka menghancurkan proksi Iran di Jalur Gaza, Libanon, dan Suriah. “Akhirnya kami memiliki kesempatan operasional untuk melakukannya,” kata seorang jenderal angkatan udara Israel yang membantu merencanakan serangan terhadap Iran.
Untuk Operasi Narnia, analis intelijen Israel menyusun daftar 100 ilmuwan nuklir terpenting di Iran, kemudian mempersempit daftar target menjadi sekitar selusin orang. Mereka menyusun berkas tentang pekerjaan setiap orang, pergerakan mereka, rumah mereka berdasarkan pengalaman spionase selama beberapa dekade.
Operasi tersebut tidak sempurna. The Post dan media investigasi sumber terbuka Bellingcat memverifikasi secara independen 71 korban sipil dalam lima serangan yang menargetkan ilmuwan nuklir, menggunakan citra satelit, geolokasi video, pemberitahuan kematian, catatan pemakaman, dan liputan pemakaman di media Iran.
The Post dan Bellingcat mengonfirmasi bahwa 10 warga sipil, termasuk bayi berusia 2 bulan, tewas dalam serangan terhadap Kompleks Profesor. Kesaksian saksi mata, dikombinasikan dengan video dan gambar ledakan serta kerusakan struktural yang diakibatkannya, menunjukkan bahwa serangan itu memiliki kekuatan yang mirip dengan bom seberat sekitar 500 pon.
