Komando Selatan AS, yang sebelumnya fokus pada misi kemanusiaan, kini berada di garis depan operasi militer. Jumlah kapal yang beroperasi di Karibia meningkat tajam didukung pesawat nirawak dan aset lain.
Seorang pejabat Komando Selatan sebelumnya meminta tambahan anggaran dan menyebut kawasan tersebut sebagai lokasi ideal untuk menguji teknologi robotik baru.
CEO Overwatch Imaging, Greg Davis, mengatakan sistem kamera udara mereka membantu operasi di Karibia dan Pasifik timur. “Kami mendapatkan intelijen yang lebih baik dan intelijen yang lebih baik selalu membantu,” ujarnya.
Baca Juga:Pemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 MiliarKetika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah Menjawabnya
Unit Inovasi Pertahanan AS pada September meminta startup untuk mengajukan teknologi penghentian kapal kecil tanpa risiko berlebih bagi manusia. Para ahli menilai misi antinarkotika jauh lebih sederhana dibanding operasi di Ukraina atau potensi perang di Asia Timur.
Asing bersaing
Perusahaan asing pun ikut bersaing. Rakia Group dari Dubai membuka anak perusahaan di AS untuk menawarkan teknologi AI bagi lembaga pemerintah.
CEO Omri Raiter mengatakan platform mereka dapat menghubungkan berbagai sumber data untuk mengidentifikasi anomali pada rute perdagangan ilegal.
William Hartung dari Quincy Institute mengatakan industri global ingin menempatkan diri pada isu keamanan nasional AS karena ada banyak uang yang bisa dihasilkan.
Di perbatasan selatan, Angkatan Darat mengumpulkan teknologi antidrone untuk menghentikan pesawat nirawak yang masuk. Mereka menggandeng perusahaan Ukraina Moodro, yang mampu mengacaukan drone dari jarak 10 mil dan tengah mengembangkan versi dengan jangkauan lebih jauh.
Perusahaan antidrone Epirus juga menerima kontrak US$44 juta untuk sistem generasi baru. CEO Andy Lowery menegaskan sistem mereka ditujukan untuk ancaman drone jarak dekat dan tidak ingin terlibat dalam perang besar. “Saya punya sisi spiritual,” katanya.
“Jika pemerintah memutuskan untuk menggunakan senjata besar dan membawa kembali kapal perang, saya tidak akan terlibat,” pungkasnya.
