PERNYATAAN Wakil Presiden AS JD Vance telah menimbulkan kekhawatiran di Tel Aviv dan memicu pertanyaan apakah perbedaan dengan pemerintahan Presiden Donald Trump dapat semakin melebar.
JD Vance menulis dalam sebuah posting di platform X bahwa “Ada perbedaan antara tidak menyukai Israel, atau tidak setuju dengan kebijakan tertentu Israel, dan antisemitisme.”
Pernyataannya memicu pertanyaan di Tel Aviv tentang arah kebijakan AS dan apakah kepentingan Israel dan Amerika Serikat dapat bertabrakan di masa depan.
Baca Juga:Pemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 MiliarKetika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah Menjawabnya
Anna Barsky, koresponden politik surat kabar Maariv, dikutip Aljazeera, Jumat (19/12/2025), membahas isu ini dalam wawancara di Radio Tzafon 104.5FM.
Dia mengatakan pesan tersebut mengkhawatirkan bagi Tel Aviv. “Ini adalah tanda peringatan besar bagi Israel. Vance menulis bahwa tidak menyukai Israel atau mengkritiknya tidak boleh dikaitkan dengan antisemitisme. Ini bukan sekadar komentar sepele. Ketika pernyataan ini datang dari Wakil Presiden AS, mereka harus diambil serius,” katanya.
Barsky juga merujuk pada pandangan umum di Israel, terutama di kalangan sayap kanan, tentang pemerintahan Trump.
“Ada anggapan bahwa pemerintahan itu sepenuhnya pro-Israel, hingga memenuhi impian sayap kanan,” katanya, menambahkan bahwa kini ada tanda-tanda bahwa pendekatan ini mungkin mulai berubah.
Pentingnya mendudukkan antisemitisme berulangkali ditegaskan pelapor khusus PBB untuk wilayah-wilayah pendudukan Palestina, Francesca Albanese.
Dia mengatakan bahwa kritik terhadap aksi Israel di Jalur Gaza tak seharusnya disamakan dengan tindakan antisemitisme.
Dalam wawancara bersama Anadolu, Albanese berpendapat bahwa mencap semua kritik terhadap Israel sebagai antisemitisme akan membatasi kebebasan berbicara, kebebasan mengkritik, dan menciptakan impunitas.
Baca Juga:Usai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda NasionalSekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke Pimpinan
Sejak menjabat pada 2022, Albanese telah menjadi pusat perhatian karena sikapnya yang terang-terangan menentang pendudukan Israel. Ia juga kerap mendapat kritik dari media Barat karena menyoroti kejahatan perang yang dilakukan Israel.
“Jadi masalah pertama adalah penggunaan senjata antisemitisme dan menghubung-hubungkan kritik terhadap aksi-aksi Israel versus Palestina dengan antisemitisme,” kata dia.
Antisemit atau antisemitisme kerap dimaknai sebagai bentuk prasangka, kebencian, atau diskriminasi terhadap orang Yahudi. Secara historis, hal ini telah menyebabkan beberapa peristiwa yang sangat mengerikan, seperti Holokaus pada Perang Dunia II.
