Andrea Banda Banda, seorang influencer gaya hidup dengan hampir 100.000 pengikut, menjadi salah satu corong gerakan ini. Ia menyisipkan edukasi tentang demokrasi di antara konten fesyennya.
“Kita berada di momen yang sangat sulit, di mana seseorang tidak bisa tidak membicarakan politik ketika begitu banyak orang mengidentifikasi diri dengan kita,” kata Andrea.
Bahasa protes pun berevolusi. Spanduk bertuliskan “Ajak pacarmu berkencan di protes ini” hingga meme sindiran untuk politisi, menjadi senjata ampuh Gen Z memadukan budaya pop dengan kritik tajam.
Baca Juga:Pemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 MiliarKetika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah Menjawabnya
Daniel Smilov, ilmuwan politik dari Universitas Sofia St. Kliment Ohridski, menilai ketegangan ini ibarat “bahan yang sangat mudah terbakar”. Meski pemerintah mencoba melabeli gerakan ini sebagai anti-Euro jelang adopsi mata uang tersebut pada 2026, para demonstran menolaknya.
Kabinet kini menghadapi ancaman mosi tidak percaya dari koalisi oposisi pada akhir pekan nanti.”Tanpa pemilu, akan sulit untuk bergerak maju,” pungkas Smilov.
Seorang demonstran mengangkat tinjunya saat kerumunan puluhan ribu warga Bulgaria memadati alun-alun pusat Sofia, menuntut pengunduran diri pemerintah di tengah meningkatnya kemarahan atas korupsi dan kebijakan ekonomi yang diperdebatkan, Sofia, Bulgaria, Rabu, 10 Desember 2025.
