2 Bendera Islamic State dan Sejumlah Bom Rakitan Ditemukan di Mobil Pelaku Penembakan Massal di Pantai Bondi

Bendera Islamic State (ISIS) ditemukan di dalam sebuah kendaraan yang digunakan oleh kedua pelaku penembakan m
Bendera Islamic State (ISIS) ditemukan di dalam sebuah kendaraan yang digunakan oleh kedua pelaku penembakan massal di Pantai Bondi, Sydney.
0 Komentar

KEPOLISIAN Australia mengumumkan bahwa dua bendera Islamic State (ISIS) ditemukan di dalam sebuah kendaraan yang digunakan oleh kedua pelaku penembakan massal di Pantai Bondi, Sydney. Sejumlah bom rakitan juga ditemukan di dalam kendaraan yang sama.

Penembakan massal itu didalangi oleh Sajid Akram (50) dan Naveed Akram (24), yang merupakan pasangan ayah dan anak.

Keduanya menewaskan sedikitnya 15 orang dan melukai puluhan orang lainnya dalam penembakan massal, yang menargetkan perayaan Hanukkah yang digelar oleh umat Yahudi setempat di pantai terkenal di Sydney tersebut pada Minggu (14/12) waktu setempat.

Baca Juga:Pemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 MiliarKetika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah Menjawabnya

Sajid tewas ditembak oleh personel Kepolisian Australia di lokasi kejadian, sedangkan Naveed mengalami luka kritis dan kini berada di bawah penjagaan kepolisian di sebuah rumah sakit setempat. Otoritas Australia menyebut Sajid memiliki enam senjata api yang didapatkan secara legal.

Otoritas setempat menggambarkan penembakan itu sebagai tindakan terorisme dan aksi antisemitisme.

Komisioner Kepolisian New South Wales, Mal Lanyon, seperti dilansir AFP dan kantor berita Xinhua, Selasa (16/12/2025), mengatakan dalam konferensi pers terbaru bahwa kendaraan yang ditemukan terparkir di dekat Pantai Bondi itu terdaftar atas nama sang anak, Naveed.

Lanyon mengungkapkan bahwa “dua bendera ISIS buatan sendiri” dan sejumlah alat peledak improvisasi (IED) atau bom rakitan ditemukan di dalam kendaraan itu.

Dalam konferensi pers pada Selasa (16/12) waktu setempat, Lanyon juga membenarkan bahwa Sajid dan Naveed sempat melakukan perjalanan ke Filipina beberapa minggu sebelum mendalangi penembakan massal di Sydney tersebut.

Lanyon mengatakan bahwa pihak kepolisian sedang menyelidiki alasan dan tujuan perjalanan keduanya ke Filipina, serta ke mana saja mereka pergi selama berada di negara tersebut.

Namun dia juga mengatakan bahwa perjalanan ke Filipina itu tidak memicu peringatan keamanan apa pun di Australia. “Saya tidak meyakini itu merupakan kegagalan intelijen. Kita berbicara tentang sesuatu yang bersifat retrospektif, setelah kejahatan mengerikan itu terjadi,” ucapnya seperti dilansir CNN.

Baca Juga:Usai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda NasionalSekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke Pimpinan

Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese mengatakan bahwa dua pelaku penembakan tampaknya didorong oleh ideologi ISIS dalam aksi mereka. Albanese, seperti dilansir AFP, menyebut kedua pelaku telah diradikalisasi sebelum melakukan “pembunuhan massal” tersebut.

0 Komentar