Isu ini menjadi sangat sensitif usai terjadi bencana alam besar berupa banjir bandang dan tanah longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Bencana ini menyebabkan dampak yang besar hingga lebih dari 1.000 orang meninggal dunia.
Dalam sejumlah foto dan video, banjir bandang ini turut membawa ratusan hingga ribuan kayu gelondongan yang diduga hasil pembalakan liar di hulu atau kawasan hutan sekitar daerah terdampak.
“Karena memang kan drone ini kan untuk mapping gitu ya. Nah tentunya alat ini digunakan memang adalah untuk agriculture ya, untuk mapping area perkebunan, bahkan juga untuk kegiatan-kegiatan pertanian,” ujar Susatyo.
Baca Juga:Pemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 MiliarKetika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah Menjawabnya
“Tetapi kami memang fokus ya pada penyebab kebakaran yang menyebabkan meninggal dunianya jumlah yang cukup fantastis.”
Namun, kata dia, polisi dipastikan akan turut memeriksa dugaan kesengajaan kebakaran Gedung Terra Drone dengan upaya penghilangan data mapping deforestasi Sumatra. Toh, menurut Susatyo, Satgas PKH yang tengah mengusut deforestasi di tiga provinsi Sumatra juga belum meminta Polres Jakarta Pusat memeriksa data Terra Drone.
“Bila memang ada, pasti penyidik dari pada yang sedang melaksanakan kegiatan penyidikan bencana alam di Sumatera tentunya juga akan berkoordinasi dengan kami. Tapi sejauh ini tidak ada permintaan dan sebagainya dari tim penyidik bencana alam di Sumatera,” kata dia.
