Kebakaran Gedung Terra Drone Picu Isu Penyimpanan Data Peta Pembalakan Liar-Perkebunan Kebun Sawit Sumatera

Bangkai pesawat nirawak yang terbakar di perkantoran Terra Drone di jalan Letjen Soeprapto, Cempaka Baru, Kema
Bangkai pesawat nirawak yang terbakar di perkantoran Terra Drone di jalan Letjen Soeprapto, Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta, Selasa (9/12/2025). (Foto: Antara Foto/Naufal Khoirulloh/foc).
0 Komentar

“Tidak ada pemisahan antara baterai rusak, baterai bekas, maupun baterai yang sehat, semua dijadikan satu,” ujar kapolres.

Selain itu, ruang penyimpanan atau gudang juga tak ventilasi, dan kelengkapan antikebakaran atau fireproofing. Kemudian genset dengan potensi panas juga berada di area yang sama.

Meski mengantongi IMB dan SLF, kepolisian menemukan Gedung Terra Drone sebenarnya tak memenuhi berbagai standard keamanan; terutama untuk bencana kebakaran. Gedung tersebut tak memiliki pintu darurat; tak ada sensor asap atau api; tak ada sistem proteksi kebakaran; dan tak memiliki jalur evakuasi.

Baca Juga:Pemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 MiliarKetika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah Menjawabnya

Bahkan, pada lantai 2 hingga 6 hanya merupakan ruangan-ruangan tanpa ventilasi. Seluruh gedung tertutup dengan tembok dan kaca tebal. Selain itu, gedung tersebut sebenarnya hanya diperuntukkan untuk kegiatan perkantoran; bukan gudang penyimpanan bahan mudah terbakar.

Tingginya angka korban jiwa juga dipicu karena ketidaklengkapan fasilitas pada gedung tersebut; salah satunya alarm kebakaran. Para karyawan yang berada di lantai 2 hingga 6 terlambat mengetahui kebakaran dan melakukan evakuasi diri.

Berdasarkan pemeriksaan, mereka baru mengetahui terjadi kebakaran pada lantai 1 usai seorang karyawan yang berada di lantai tersebut berlari dan memberi tahu para karyawan di lantai atas.

“Alarm-nya itu disampaikannya melalui mulut ya, manual. Jadi tidak ada alarm dari sistemnya sendiri,” Kepala Satuan Reskrim Polres Jakarta Pusat Roby Heri Saputra.

Peristiwa kebakaran pada Gedung Terra Drone menyebabkan 22 orang meninggal dunia. Beberapa jenazah memang mengalami luka bakar. Akan tetapi berdasarkan pemeriksaan forensik, penyebab awal kematiannya adalah sesak nafas dan lemas akibat terlalu banyak menghirup asap atau karbondioksida.

Menurut dia, sebanyak 70% korban meninggal dunia memang memiliki luka bakar lebih dari 50% atau pada derajat satu dan dua. Namun, penyebab utama kematian adalah tingginnya kadar karbondioksida dalam darah saat mereka gagal menemukan jalan keluar dari kebakaran tersebut.

“Bukan karena luka bakar langsung, tetapi adalah akibat tidak bisa segera menyelamatkan diri akhirnya kehabisan nafas dan lemas,” kata Susatyo.

Baca Juga:Usai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda NasionalSekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke Pimpinan

Kepolisian juga menemukan mayoritas korban meninggal dunia pada jalur evakuasi dan dekat kaca gedung. Kepolisian menduga para korban sebenarnya berupaya menyelamatkan diri dengan memecahkan kaca gedung. Namun, kaca tersebut bukan material yang mudah pecah dengan tangan atau alat sederhana.

0 Komentar