Thailand-Kamboja Bentrok, 10 Tewas dan Lebih 140.000 Warga Sipil Mengungsi

Warga mengungsi di tengah bentrokan antara Thailand dan Kamboja di sepanjang wilayah perbatasan yang disengket
Warga mengungsi di tengah bentrokan antara Thailand dan Kamboja di sepanjang wilayah perbatasan yang disengketakan, di Provinsi Oddar Meanchey, Kamboja, 8/12/2025. Agence Kampuchea Press/Handout via REUTERS
0 Komentar

BENTROKAN antara Thailand dan Kamboja kembali meluas, kemarin, menjangkau sejumlah titik baru di wilayah perbatasan yang masih disengketakan. Jumlah korban tewas meningkat menjadi 10 orang dan lebih dari 140.000 warga sipil terpaksa mengungsi akibat eskalasi kekerasan tersebut.

Kedua negara kembali saling menuduh sebagai pemicu pertempuran yang berlangsung berpuluh-puluh tahun. Insiden terbaru ini dipicu adu klaim di kawasan perbatasan sehingga membuat Thailand melancarkan serangan udara dan mengerahkan kendaraan tempur berat pada Senin (8/12).

Mantan Perdana Menteri (PM) Kamboja Samdech Techo Hun Sen menyatakan bahwa negaranya memberikan serangan balasan, setelah Phnom Penh membantah melakukan operasi ofensif dalam dua hari terakhir. Bentrokan pekan ini menjadi yang paling mematikan sejak konflik besar pada Juli, ketika pertempuran lima hari mengakibatkan puluhan korban jiwa dan memaksa sekitar 300.000 orang meninggalkan rumah sebelum gencatan senjata diberlakukan.

Baca Juga:Pemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 MiliarKetika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah Menjawabnya

Pejabat pemerintah menyampaikan bahwa puluhan ribu orang dievakuasi dari wilayah perbatasan sejak pertempuran baru dimulai pada Minggu (7/12).

Seorang warga Kamboja, Poan Hay, 55, mengatakan bahwa ia meninggalkan rumahnya di Provinsi Oddar Meanchey pada Senin (8/12) begitu mendengar suara tembakan. Ini menjadi pengungsian keempat baginya sepanjang tahun akibat konflik yang terus meletus di wilayah perbatasan.

“Saya sangat marah kepada tentara Thailand, tetapi saya meminta mereka untuk berhenti menembaki warga Kamboja,” kata Poan Hay kepada AFP. Ia kini berlindung bersama keluarganya di dalam pagoda, Srei Snam, Provinsi Siem Reap, sekitar 70 kilometer dari garis perbatasan.

“Selama lima bulan terakhir, saya tidak bisa tidur nyenyak. Saya khawatir tentang keselamatan kami,” ujarnya. “Kemarin jet-jet tempur Thailand terbang di sepanjang perbatasan. Saya sangat takut,” tambahnya.

Phnom Penh menuduh pasukan Thailand melakukan serangan sepanjang malam yang menewaskan dua orang di jalan nasional. Kementerian Dalam Negeri Kamboja menyebutkan bahwa tujuh warga sipil Kamboja tewas total dan sekitar 20 orang terluka minggu ini. Lebih dari 21.000 warga mengungsi dari tiga provinsi perbatasan.

Kementerian Pertahanan Kamboja menyatakan bahwa militer Thailand kembali melakukan serangan pada pukul 05.00, kemarin, termasuk di area kuil-kuil tua seperti Kuil Preah Vihear yang berstatus warisan dunia UNESCO.

0 Komentar