SEBANYAK 22 orang meninggal dunia dalam insiden kebakaran gedung Terra Dronedi Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Selasa (9/12). Polisi menduga kuat bahwa para korban tewas bukan hanya akibat kobaran api, tetapi terutama karena kekurangan oksigen saat asap pekat memenuhi lantai-lantai atas gedung.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo P. Condro, menjelaskan bahwa kebakaran diduga bermula dari lantai 1, berdasarkan keterangan para saksi. Upaya awal memadamkan api menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) gagal dilakukan.
“Asap dan api cepat naik hingga lantai 2 sampai lantai 6. Dalam kondisi itu, besar dugaan para korban meninggal karena lemas dan kekurangan oksigen,” ujarnya di lokasi.
Baca Juga:Pemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 MiliarKetika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah Menjawabnya
Tingginya paparan asap diperparah oleh akses tangga menuju rooftop yang sempit, membuat banyak karyawan kesulitan menyelamatkan diri. Mereka yang selamat umumnya berhasil mencapai rooftop dan menyeberang ke gedung sebelah. Namun sebagian lainnya diduga kehabisan tenaga sebelum mencapai titik aman.
“Rata-rata korban ditemukan di lantai 3, 4, dan 5. Sementara lantai 6 memiliki akses langsung ke rooftop. Tidak ada korban di lift,” tambah Susatyo.
Polisi masih melakukan penyisiran di seluruh area gedung dan akan menyampaikan perkembangan hasil penyelidikan lebih lanjut mengenai penyebab pasti kematian para korban.
