“Itu [sorotan] yang pertama. Yang kedua, kami mengevaluasi perkebunan-perkebunan sayur. Yang menggunakan tanah-tanah yang berlereng, yang beresiko menimbulkan longsor,” sebutnya.
Pada area tersebut, kata Dedi, akan segera diubah menjadi tanaman keras. Tetapi agar para petaninya tidak rugi, para petaninya direkrut menjadi tenaga-tenaga pemerintah. Mereka akan ditugaskan untuk melakukan penanaman tanaman yang memiliki fungsi vegetasi bagi ketahanan lingkungan teh dan kopi.
Perihal mitigasi bencana, Dedi sudah menunjuk Dinas Lingkungan Hidup sebagai penanggung jawab masalah tersebut. Mulai dari membuat rencana kepentingan ekologi hingga menghitung kerugian akibat bencana. Sementara untuk anggaran penanggulangan bencana, ia merinci, Pemprov Jabar bisa menyiapkan dana sampai Rp300 milliar.
Baca Juga:Pemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 MiliarKetika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah Menjawabnya
“Ya kalau kita Rp200 miliar-Rp300 miliar kami siapin. Kami bisa geser dari anggaran alokasi A, B, C, D. Kami geser lagi ke penanganan bencana. Kan ada yang disebut dengan pergeseran anggaran,” rincinya.
Menanggapi penetapan cuaca ekstrem BMKG, ia memastikan imbauan untuk waspada terus diserukan pemerintah. Selain itu, pihaknya pun terus menormalisasi bantaran sungai.
Hal ini untuk menghindari bencana banjir yang sempat melanda daerah Kabupaten Bandung. Termasuk, kata Dedi, pihaknya akan melakukan relokasi terhadap warga yang tinggal di sekitar lokasi tersebut.
“Sekarang terus kita lakukan. Dan kemudian kami bersepakat nih, Bupati Bandung untuk mereka yang tinggal di sempadan sungai dan di bantaran sungai direlokasi. Baik di daerah Bojongsoang, Dayeuhkolot. Direlokasi. Dan kemudian nanti sungainya diperlebar. Sehingga fungsi untuk menampung airnya lebih besar. Ini langkah-langkah yang dibuat Bupati,” ujar Dedi.
