BANJIR bandang dan longsor di Sumatra menewaskan sedikitnya 940 orang. Ratusan warga masih hilang, ribuan terluka, dan puluhan kabupaten rusak parah, memicu ancaman krisis kemanusiaan.
BNPB menyebut hujan deras berkepanjangan sebagai pemicu utama bencana. Laporan berjudul “Update Terkini Banjir dan Longsor di Sumatra” menggambarkan skala kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya, mengancam infrastruktur dasar mulai dari permukiman hingga jaringan transportasi.
Dalam data korban, BNPB mencatat 940 jiwa meninggal, sementara 276 orang masih hilang dan menjadi prioritas operasi pencarian. Sekitar 5.000 orang terluka, membuat layanan kesehatan kewalahan karena banyak fasilitas medis turut rusak.
Baca Juga:Pemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 MiliarKetika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah Menjawabnya
Kerusakan properti dan infrastruktur juga meluas. BNPB melaporkan 147.300 rumah rusak di 52 kabupaten dari Aceh hingga Lampung. Selain itu, 1.300 fasilitas umum turut rusak, termasuk jalan raya dan irigasi, memperparah isolasi warga.
Dampak pada sektor sosial dan keagamaan juga terasa. Tercatat 420 rumah ibadah, 199 fasilitas kesehatan, dan 234 gedung pemerintahan mengalami kerusakan. Ini mengganggu aktivitas masyarakat, pelayanan publik, serta distribusi bantuan.
Sektor pendidikan turut terdampak dengan 701 fasilitas pendidikan rusak, membuat proses belajar mengajar terhenti. Pada sisi transportasi, 405 jembatan rusak sehingga menghambat pengiriman logistik dan evakuasi.
Para ahli menilai bencana ini dipicu cuaca ekstrem ditambah degradasi lingkungan seperti deforestasi. BNPB telah mengerahkan ribuan personel untuk evakuasi, pendirian posko pengungsian, serta distribusi bantuan. Pemerintah pusat juga menyalurkan dana darurat untuk rekonstruksi, meskipun akses ke wilayah terpencil masih menjadi tantangan.
Warga menghadapi trauma mendalam, sementara bantuan internasional mulai berdatangan dari berbagai organisasi. BNPB menekankan pentingnya upaya pencegahan jangka panjang, seperti reboisasi dan peningkatan sistem peringatan dini.
Pembaruan ini menjadi pengingat akan tingginya kerentanan Sumatra terhadap bencana alam. Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat dapat memantau situs resmi BNPB atau menghubungi hotline bencana nasional.
