Kronologi Terbunuhnya Komandan Milisi Bentukan Israel di Gaza Yasser Abu Shabab

Yasser Abu Shabab (TikTok)
Yasser Abu Shabab (TikTok)
0 Komentar

Dr. Michael Milshtein, mantan perwira intelijen militer Israel dan pakar Hamas di Moshe Dayan Center, Universitas Tel Aviv, mengatakan: “Tanda-tandanya sudah jelas. Entah dia dibunuh oleh Hamas atau dalam pertikaian internal klan, sudah jelas bahwa semuanya akan berakhir seperti ini.”

Beberapa kelompok anti-Hamas lainnya telah muncul di wilayah-wilayah Gaza yang dikuasai Israel. Analis politik Palestina, Dr. Reham Owda, mengatakan kematian Abu Shabab akan memicu keraguan di antara mereka seberapa mampu kelompok ini untuk melawan Hamas.

Hossam al-Astal, pemimpin milisi baru lainnya yang beroperasi di wilayah Khan Younis, mengatakan pada September lalu bahwa ia dan Abu Shabab menawarkan “kekuatan alternatif bagi Hamas”. Keberadaan Astal tidak diketahui.

Baca Juga:Pemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 MiliarKetika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah Menjawabnya

Sekitar seratus pejuang Abu Shabab terus beroperasi dari wilayah-wilayah Gaza yang dikuasai pasukan Israel setelah gencatan senjata yang didukung AS antara Hamas dan Israel disepakati pada bulan Oktober.

Pada 18 November, kelompok Abu Shabab mengunggah video yang menunjukkan puluhan pejuang menerima perintah dari wakilnya untuk melancarkan operasi keamanan guna “membersihkan Rafah dari teror”. Operasi tersebut merujuk pada pejuang Hamas yang diyakini terjebak di terowongan di sana. Sepekan kemudian, Pasukan Populer mengklaim telah menangkap anggota Hamas.

Badan intelijen internal dan militer Israel beralih ke individu-individu seperti Abu Shabab. Mereka melakukan strategi tersebut setelah upaya untuk membangun koalisi anti-Hamas yang terdiri dari para pemimpin komunitas dan tetua keluarga terus mengalami kegagalan.

Banyak dari mereka yang direkrut ke dalam faksi-faksi baru tersebut telah terlibat dalam penjarahan sistematis konvoi bantuan. Hal tersebut memperkuat tuduhan bahwa Israel mengizinkan pencurian bantuan kemanusiaan untuk memperkuat sekutu barunya.

Pada Juni, Abu Shabab – seorang anggota suku Badui Tarabin – mengatakan kepada Guardian bahwa kegiatannya bersifat “kemanusiaan”, dan menambahkan bahwa ia tidak bekerja “secara langsung” dengan militer Israel.

Strategi Israel untuk mendukung faksi-faksi milisi seperti Pasukan Populer merupakan salah satu konsekuensi dari penolakan Netanyahu untuk mengizinkan Otoritas Palestina, yang memegang kendali parsial atas sebagian wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel, untuk mengelola Gaza dengan cara apa pun. Pasukan Populer Abu Shabab berkoordinasi erat dengan pasukan Israel di sekitar lokasi distribusi bantuan kontroversial yang dikelola oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza, sebuah lembaga swasta yang tidak transparan yang didukung AS dan Israel.

0 Komentar