ASAF David, peneliti dan profesor di Universitas Ibrani di Yerusalem, memberikan analisis mendalam tentang perubahan yang terjadi pada militer dan masyarakat Israel sejak serangan 7 Oktober 2023.
Dia menganggap peristiwa tersebut sebagai titik puncak keruntuhan internal, seperti yang dia sampaikan dalam wawancara dengan situs web Orian 21.
Dalam wawancara yang dilakukan oleh Salvan Sibel, peneliti Israel tersebut menjelaskan bahwa Israel saat ini sedang mengalami transformasi radikal mengarah pada struktur militer dan politik “mesianis” yang bersifat destruktif.
Baca Juga:Pemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 MiliarKetika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah Menjawabnya
Dia menggambarkan militer Israel telah berubah menjadi militer milisi setelah sistem kepemimpinan dan disiplin di dalamnya terkikis.
Dikutip Aljazeera, Selasa (2/12/2025) David menjelaskan bahwa sebelum 7 Oktober, masyarakat Israel hidup dalam keadaan penyangkalan total terhadap realitas pendudukan dan kekejamannya, serta Gaza berada di luar perhatian publik.
Bahkan, mantan Perdana Menteri Naftali Bennett menggambarkannya sebagai sesuatu yang mengganggu tetapi tidak penting, dan dikatakan juga bahwa Israel yang mengelolanya.
Namun, menurut peneliti tersebut, Badai Al-Aqsa mengejutkan Israel dan menghancurkan kepercayaan mereka terhadap institusi-institusi mereka.
Hal ini karena militer, alih-alih mengendalikan situasi, malah tergelincir ke dalam reaksi yang kacau yang dipicu keinginan balas dendam yang luas.
Kondisi tersebut didukung oleh kepemimpinan politik dan militer, sehingga menyebabkan perilaku militer yang tidak terkendali dan perluasan serangan tanpa batasan.
Asaf David menunjukkan bahwa aliran religius Mesianik telah menjadi kekuatan yang dominan di dalam militer dan badan keamanan.
Baca Juga:Usai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda NasionalSekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke Pimpinan
“Aliran ini bagi Yahudi sama seperti ekstremis jihadis bagi Islam, yang memanfaatkan agama Yahudi untuk tujuan-tujuan yang mengerikan,” kata dia.
Rencana-rencana yang bersifat pembersihan
Setelah kelompok-kelompok ini melaksanakan rencana jangka panjang untuk menguasai pusat-pusat kekuasaan di tingkat tertinggi militer, kita menyaksikan kegilaan yang menghancurkan, kata penulis.
“Bagaimana mungkin kita terkejut dengan kekejaman umum, dengan keinginan untuk membalas dendam secara menyeluruh, baik di kalangan tentara maupun warga sipil?”
Dengan perubahan ini, semakin banyak kasus di mana para perwira mengambil keputusan independen yang terkadang bertentangan dengan perintah komando, kata peneliti tersebut.
