DEWI Astutik, gembong narkoba jaringan internasional yang ditangkap BNN di Kamboja, rupanya sempat menjalani kehidupan sederhana sebagai penjual nasi bungkus keliling di kampung halamannya, Ponorogo, pada 2023-2024.
Perempuan bernama asli Paryatin itu sebelumnya bekerja sebagai pekerja migran, menjadi asisten rumah tangga (ART) di luar negeri.
Sarno, 51, suami Dewi, mengatakan istrinya ppertama kali berangkat ke luar negeri pada 2013 dan baru pulang satu dekade kemudian, pada 2023. Selama berada di rumah selama setahun, Dewi berjualan nasi bungkus sebelum kembali berangkat pada 2024 dengan alasan menemui majikan lamanya.
Baca Juga:Pemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 MiliarKetika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah Menjawabnya
“Itu sempat mengasih kabar awal-awal berangkat 2024. Tanya kabar anak-anak sebulan sekali,” kata Sarno dikutip dari Antara, Rabu (3/12)
Ia menegaskan tidak pernah mengetahui dugaan keterlibatan istrinya dalam jaringan narkoba internasional. Selama bekerja di luar negeri pun, Dewi jarang mengirim uang kepada keluarga.
“Tahunya kerja sebagai TKW, pembantu rumah tangga. Soal itu (narkoba) saya tidak tahu. Saya cuma bisa pasrah,” ujarnya.
Dewi Astutik alias Paryatin ditangkap aparat di Kamboja, Senin (1/12) dan langsung dibawa ke Indonesia untuk diproses lebih lanjut. Penangkapan ini merupakan kelanjutan dari serangkaian pengungkapan kasus narkoba internasional oleh Badan Narkotika Nasional (BNN).
Ia diduga terlibat dalam penyelundupan 2 ton sabu yang digagalkan BNN di perairan Riau, Batam, pada 26 Mei 2025. Dewi juga diketahui menggunakan identitas adiknya untuk aktivitasnya di luar negeri. Ia tercatat sebagai warga Dusun Sumber Agung, Desa/Kecamatan Balong, Ponorogo.
