WAKIL Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Imam Sugianto mengingatkan kepala daerah dan masyarakat di Indonesia Timur untuk meningkatkan antisipasi. Hal ini terkait adanya peningkatan aktivitas Kelompok Separatis Teroris Papua(KSTP).
“Aksi KSTP ini di wilayah episentrum terutama di Papua Tengah (Pegunungan),” kata Imam dalam Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah, di Kementerian Dalam Negeri, Senin (1/12).
Dia melanjutkan, peningkatan risiko gangguan keamanan terkait perayaan hari ulang tahun Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada 1 Desember. Karena itu, BIN meminta forum keamanan daerah melakukan mitigasi untuk mencegah aksi yang berpotensi mengarah pada terorisme.
Baca Juga:Pemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 MiliarKetika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah Menjawabnya
“Ini terutama yang akan ada kegiatan pengibaran bendera Bintang Kejora dan aksi gangguan keamanan yang lain,” sambungnya.
Tak kalah penting yakni pemanfaatan isu HAM dan separatisme oleh kelompok separatis Papua di luar negeri yang dinilainya terus mengemuka. Terutama yang dilakukan oleh ULMWP (United Liberation Movement for West Papua).
“Mereka ini akan mengintensifkan momen sebagai kampanye Internasional yang bertepatan dengan 1 Desember dan 14 Desember yaitu hari ulang tahun Melanesia Barat,” ucapnya.
Tak hanya di wilayah timur Indonesia, pada Desember 2025 ini juga ada kondisi yang diantisipasi di wilayah barat. Daerah yang dimaksudnya itu yakni Aceh.
“Walaupun Aceh sedang berkabung, ini juga perlu diantisipasi sebagai perayaan Milad GAM yang diproyeksikan munculnya kembali penggunaan simbol bendera Bulan Bintang yang dapat meningkatkan sensitivitas lokal tentunya, dan berpotensi memicu konflik horizontal atau ketegangan di antara kelompok yang mengibarkan simbol dengan aparat keamanan dan warga yang menolak,” paparnya.
Waspada Anarko
Imam juga melihat perlunya mewaspadai kondisi pada 9 dan 10 Desember 2025. Karena, pada tanggal tersebut akan adanya peringatan hari antikorupsi dan Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional. Dia khawatir, momen ini dimanfaatkan oleh Kelompok anarko.
“Konsolidasi anarko sudah mulai mengemuka terutama kelompok masyarakat pemerhati HAM. Kemudian yang kelima, puncak Natal yang dilaksanakan tanggal 25 Desember, ada beberapa potensi ancaman terutama terorisme,” paparnya.
Baca Juga:Usai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda NasionalSekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke Pimpinan
Menurutnya, perangkat pemerintah daerah perlu melakukan sweeping untuk mengantisipasi potensi provokasi yang bereda di media sosial.
