Tribute untuk arkeolog Uka Tjandrasasmita
Festval kali ini merupakan tribute terhadap almarhum arkeolog Ul yang di masa hidupnya sangat menekuni penelitian mengenai nisan-nisan nusantara yaitu Uka Tjandrasasmita (1934-2010). Buku almarhum: Arkeologi Islam Nusantara merupakan buku wajib bagi mereka yang melakukan studi terhadap arkeologi Islam Nusantara.
Semasa hidupnya, Uka banyak melakukan penelitian di Banten lama (Kesultanan Banten), Cirebon (Kasultanan dan tradisi Islam pesisir), Trowulan (hubungan Majapahit dengan awal Islam), Giri Kedaton dan Gresik (Sunan Giri, Sunan Maulana Malik Ibrahim), Gampong Pande Aceh (nisan dan jejak Islam awal). Uka bisa disebut adalah seorang arkeolog yang memperjuangkan agar peninggalan Kesultanan Islam – nisan, masjid tua, kota pelabuhan diperlakukan sebagai situs arkeologi yang bernilai akademis.
Dialah yang pertama kali memetakan arkeologi Islam di Indonesia secara sistematis. Beliau dikenal sebagai penggagas bidang Arkeologi Islam di Indonesia, yang sebelumnya belum diperlakukan sebagai bidang studi tersendiri. Beliaulah yang menunjukkan bahwa bentuk dan ornamentasi nisan dapat menjadi indikator jalur penyebaran Islam apakah itu dari Gujarat, Bengal, Cina dan lain-lain.
Baca Juga:Pemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 MiliarKetika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah Menjawabnya
Berkaitan dengan tribut terhadap Uka Tjandrasasmita ini, secara khusus pada malam opening BWCF 2025 akan dihadirkan Pidato Kebudayaan yang akan membahas salah satu penelitian yang pernah dilakukan oleh Uka Tjandrasasmita.
Pidato kebudayaan akan dibawakan oleh Dr Helene Njoto, seorang sejarawan seni dan arsitektur dari Perancis. Judul pidato kebudayaanya Adalah: Tribute untuk Uka Tjandrasasmita Membaca Kembali Sendang Duwur Dan Masjid-Masjid Kuno Nusantara. Sendang Duwur Adalah situs purbakala Islam yang terletak di Desa Sendang Duwur, Kecamatan dan Kawedanan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Situs ini juga dikenal dengan nama Masjid Sendang Duwur atau Makam Sunan Sendang. Di situ terdapat masjid kuno dan mimbar, batu nisan keramat, gapura, pendapa dan tiang berukir dan lain-lain. Uka Tjandrasasmita pernah meneliti Sendang Duwur dan pada tahun 1975 tulisannya tentang situs tersebut pernah terbit dalam Bahasa Inggris: Islamic Antiiquity of Sendang Duwur Dalam pidato kebudayaannya di BWCF, Dr Helen Njoto yang juga melakukan penelitian Situs Sendang Duwur akan membaca ulang penelitian Uka Tjandrasasmita tersebut.
