PBNU Tegaskan Tidak Ada Pemaksaan Pengunduran Diri Terhadap Gus Yahya

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf. (Foto: IG @yahyacholilstaquf)
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf. (Foto: IG @yahyacholilstaquf)
0 Komentar

KATIB Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Said Asrori, menegaskan bahwa tidak ada pemaksaan pengunduran diri terhadap Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). Ia memastikan seluruh pengurus sepakat menyelesaikan masa khidmah hingga Muktamar mendatang.

“Jadi sekali lagi, tidak ada pengunduran dan tidak ada pemaksaan pengunduran diri. Tidak ada. Ini sekali lagi saya tegaskan, tidak ada. Semuanya pengurusan harian PBNU mulai Rais Aam sampai jajaran, Ketua Umum dan jajaran sempurna sampai Muktamar yang akan datang,” ujar dia dalam konferensi pers, di Gedung PBNU, Jakarta, Minggu (23/11/2025) malam.

Said Asrori menjelaskan bahwa sesuai Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PBNU, pergantian kepengurusan hanya dapat dilakukan melalui mekanisme tertinggi organisasi, yakni Muktamar Nahdlatul Ulama.

Baca Juga:Pemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 MiliarKetika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah Menjawabnya

“Kalau ada pergantian itu majelis yang paling tinggi dan terhormat adalah Muktamar Nahdlatul dan itu diatur di dalam anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan peraturan perkumpulan,” jelas dia.

Dalam kesempatan sama, Gus Yahya menekankan bahwa semua bentuk komunikasi terkait organisasi harus tunduk pada regulasi resmi NU, baik yang disampaikan secara langsung maupun melalui media publik.

“Jadi statement-statement, ataupun artikulasi-artikulasi, baik lisan maupun tertulis dari siapapun, itu semuanya harus diukur dengan aturan-aturan dan regulasi yang ada dalam sistem konstitusi organisasi,” pungkas dia.

Sebelumnya Gus Yahya, menegaskan tidak punya niat mundur dari jabatannya. Hal itu ia sampaikan di tengah munculnya dinamika internal organisasi.

“Masa amanah yang saya terima dari Muktamar Ke-34 berlaku selama lima tahun dan akan dijalankan secara penuh,” kata Gus Yahya, usai menggelar rapat koordinasi dengan sejumlah Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (23/11/2025), seperti diberitakan Antara.

Gus Yahya juga mengklarifikasi hingga kini dirinya belum menerima surat resmi dalam bentuk apa pun terkait isu-isu internal yang beredar. Salah satu dokumen yang beredar di khalayak mengenai risalah hasil rapat harian Syuriah pada Kamis (20/11) berisikan pesan yang meminta Gus Yahya mundur dari jabatannya.

Dari surat hasil rapat pengurus harian Syuriah PBNU yang Tirto dapat, terdapat poin soal permintaan Gus Yahya yang dinilai bersalah karena mengundang narasumber dari jaringan zionisme ke dalam Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU). Surat itu bertandatangan Rais Aam PBNU, Kiai Haji Miftachul Akhyar pada 20 November 2025 di Hotel Aston City Jakarta.

0 Komentar