DEWAN Kebudayaan Kota Cilegon (DKKC) resmi memperluas kiprah kebudayaannya di tingkat nasional dengan menghadiri undangan Borobudur Writers & Cultural Festival (BWCF) 2025 yang berlangsung pada 20–22 November 2025 di Keraton Kacirebonan, Kota Cirebon. Kehadiran DKKC diwakili oleh salah satu anggotanya, Agus Fahri Husein.
Partisipasi ini menjadi momentum penting untuk memperkuat jejaring budaya sekaligus menegaskan peran Cilegon dalam percakapan kebudayaan Nusantara. Tahun ini, BWCF mengusung tema “Estetika Nisan-nisan Islam Nusantara & Dunia Ketuhanan Tarekat Syattariyah di Cirebon”, menghadirkan berbagai forum bertaraf nasional mulai dari diskusi, lokakarya, hingga pertukaran pengetahuan bersama para penulis, peneliti, akademisi, dan budayawan.
Agus menegaskan bahwa kehadiran DKKC bukan sekadar formalitas, melainkan bentuk kontribusi langsung dalam memperkaya perspektif studi Islam Nusantara, khususnya terkait warisan sejarah nisan kuno, tradisi keilmuan, serta perkembangan spiritualitas di kawasan barat Pulau Jawa yang memiliki korelasi kuat dengan Banten dan Cilegon.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
“BWCF 2025 menjadi ruang penting untuk belajar, berdialog, dan menjalin kolaborasi. Banyak wawasan baru yang bisa dikembangkan untuk program kebudayaan di Cilegon, khususnya terkait pelestarian sejarah dan identitas lokal,” ucap Agus, Sabtu, 22 November 2025.
Melalui festival ini, peluang kolaborasi antara DKKC dengan berbagai komunitas budaya dan lembaga kebudayaan nasional semakin terbuka luas. DKKC menegaskan komitmennya untuk menerapkan praktik baik hasil BWCF di Kota Cilegon, mulai dari kajian sejarah, literasi budaya, hingga pelestarian situs dan tradisi lokal.
BWCF 2025 memberikan penghormatan khusus kepada Uka Tjandrasasmita, tokoh besar arkeologi Islam Nusantara yang berkontribusi besar terhadap studi Islam klasik di Indonesia. Seluruh rangkaian acara digelar secara gratis dan terbuka untuk publik, sehingga memperkuat citranya sebagai salah satu festival kebudayaan paling konsisten dan inklusif di Indonesia.
Dengan keikutsertaan DKKC dalam ajang besar ini, Cilegon diharapkan semakin aktif hadir di ruang kebudayaan nasional bahkan lintas internasional melalui upaya berkelanjutan memperkuat identitas dan warisan lokalnya.
Gelaran BWCF tahun ini merupakan penyelenggaraan ke-14, memilih Keraton Kacirebonan sebagai pusat kegiatan yang menegaskan posisi Cirebon sebagai kawasan penting penyebaran Islam dan perkembangan tarekat Syattariyah di Nusantara.
