BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa Kabupaten Bandung, Jawa Barat, diguncang oleh sembilan kali gempa bumi pada Kamis (20/11) dini hari.
Menurut Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang, Hartanto, gempa Bandung dengan magnitudo terbesar tercatat pada pukul 00.31 WIB dengan kekuatan 3,4, sementara gempa terkecil tercatat pada pukul 00.50 WIB dengan magnitudo 1,0.
“Gempa-gempa ini termasuk dalam kategori gempa dangkal, yang disebabkan oleh aktivitas sesar aktif, mengingat kedalaman hiposenter yang relatif dangkal,” ujar Hartanto dilansir dari Antara, Kamis (20/11).
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
BMKG mencatat bahwa gempa utama terjadi pada pukul 00.26 WIB dengan kekuatan 3,2 magnitudo. Episenternya terletak di koordinat 7,22 LS dan 107,61 BT, sekitar 23 kilometer ke tenggara Kabupaten Bandung, dengan kedalaman 10 kilometer.
Getaran gempa Bandung terasa cukup kuat di beberapa wilayah, seperti Pangalengan yang merasakan intensitas III-IV MMI. Sementara itu, daerah lainnya seperti Banjaran, Ibun, Kertasari, Pasirjambu, Baleendah, dan Margaasih mengalami guncangan dengan intensitas II-III MMI. Namun, hingga kini, belum ada laporan mengenai kerusakan infrastruktur atau bangunan akibat gempa tersebut.
Hartanto juga menjelaskan bahwa serangkaian gempa hari ini yang terjadi merupakan lanjutan dari gempa yang terjadi pada Rabu malam, 19 November, dengan magnitudo 3,1 yang mengguncang sekitar pukul 22.54 WIB.
Pihak BMKG pun mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Hartanto mengingatkan agar masyarakat selalu memeriksa informasi resmi yang disebarkan BMKG melalui saluran komunikasi yang telah terverifikasi.
Selain itu, BMKG juga mengimbau agar warga selalu waspada dan melakukan persiapan mitigasi bencana. Langkah-langkah seperti memastikan bangunan tahan gempa, menyiapkan tas siaga bencana, serta melatih diri untuk bertindak saat terjadi gempa sangat penting untuk keselamatan bersama.
“Perkuat upaya mitigasi bencana, baik yang bersifat struktural maupun kultural, serta lakukan edukasi secara masif terkait potensi gempa dan langkah-langkah mitigasinya,” tambah Hartanto.
