Adanya Keterlibatan 'Organisasi Bayangan', Penerbangan 'Misterius' Ratusan Warga Palestina ke Afrika Selatan

Warga Palestina di atas pesawat yang ditahan di O.R. Bandara Tambo di Johannesburg, Afrika Selatan, 13 Novembe
Warga Palestina di atas pesawat yang ditahan di O.R. Bandara Tambo di Johannesburg, Afrika Selatan, 13 November 2025. (Tangkapan layar: X)
0 Komentar

“Kami curiga, sebagai pemerintah Afrika Selatan, tentang keadaan seputar kedatangan pesawat tersebut,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Afsel, Ronald Lamola, kepada awak media, Senin (17/11/2025), dikutip laman Al Arabiya.

Menurut laporan, ke-153 warga Palestina asal Gaza itu diberangkatkan oleh sebuah organisasi bayangan bernama Al-Majd. Otoritas Afsel sempat menahan ke-153 warga Palestina tersebut di pesawat selama 12 jam. Namun akhirnya Presiden Afsel Cyril Ramaphosa mengizinkan mereka memasuki negaranya dengan pembebasan visa standar 90 hari.

Sebelumnya, ternyata telah ada penerbangan lain yang membawa 176 warga Palestina ke Afsel. Mereka tiba pada 28 Oktober 2025. Hal itu diungkap badan amal lokal, Gift of the Givers, yang membantu proses kedatangan para warga Palestina tersebut.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

“Kami tidak ingin ada penerbangan lagi yang datang karena ini adalah agenda yang jelas untuk mengusir warga Palestina dari Gaza, Tepi Barat, dan wilayah-wilayah tersebut, yang ditentang Afrika Selatan,” kata Menlu Afsel Ronald Lamola.

“Ini memang tampak seperti agenda yang lebih luas untuk mengusir warga Palestina dari Palestina ke berbagai belahan dunia, dan merupakan operasi yang jelas-jelas diatur,” tambah Lamola.

Kelompok Gift of the Givers mengungkapkan, warga Palestina yang kedatangannya mereka bantu mengaku membayar uang sebesar dua ribu dolar AS kepada organisasi Al-Majd untuk perjalanan tersebut. Namun seluruh warga Palestina yang ikut dalam penerbangan tak mengetahui bahwa mereka akan dibawa ke Afsel.

“Yang kami dengar adalah mereka dijanjikan semacam perjalanan keluar dari Gaza ke suatu bentuk keamanan di negara yang akan menerima mereka,” ujar perwakilan Gift of the Givers, Sarah Oosthuizen.

Sejumlah warga Palestina dalam penerbangan itu justru mengira bahwa mereka akan dibawa menuju negara lain seperti Indonesia, Malaysia, dan India. Menurut Oosthuizen, kloter pertama warga Palestina yang tiba di Afsel sama sekali tidak mengetahui bahwa mereka diterbangkan menuju negara tersebut.

Oosthuizen mengungkapkan, sementara kloter kedua yang tiba di Afsel, mereka terbang dari Bandara Ilan dan Asaf Ramon, Israel, menuju Nairobi. Dari Nairobi, ke-153 warga Palestina, yang tidak hanya terdiri dari laki-laki dan perempuan dewasa, tapi juga anak-anak, diterbangkan ke Johannesburg menggunakan pesawat carter.

0 Komentar