KAPAL induk tercanggih Amerika Serikat (AS) telah tiba di Laut Karibia di hari Minggu dalam demonstrasi kekuatan militer pemerintahan Presiden Donald Trump, di tengah meningkatnya tekanan terhadap Venezuela dan spekulasi mengenai tujuan pengerahan besar-besaran pasukan serta persenjataan tersebut.
Mengutip dari Al Jazeera, Senin, 17 November 2025, kedatangan USS Gerald R. Ford bersama kapal perang lainnya menandai momen yang berpotensi signifikan dalam operasi yang oleh Washington disebut sebagai upaya pemberantasan narkoba, namun banyak pihak menilainya sebagai dorongan agresif terhadap Presiden Venezuela Nicolas Maduro.
AS telah melakukan serangan militer terhadap kapal-kapal yang diklaim membawa narkoba. Dalam beberapa bulan terakhir, kampanye tersebut telah meluncurkan sekitar 20 serangan di kawasan Karibia dan pesisir Pasifik Amerika Latin, menewaskan sekitar 80 orang.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Para ahli hukum internasional dan HAM berulang kali menyatakan bahwa serangan-serangan tersebut merupakan eksekusi di luar proses hukum, meski pihak yang diserang diduga sebagai penyelundup narkoba.
Pemerintahan Trump mengatakan bahwa pengerahan kekuatan AS di kawasan itu ditujukan untuk menghentikan arus narkoba masuk ke AS, namun tidak memberikan bukti apa pun bahwa mereka yang tewas adalah apa yang disebut sebagai “narcoterrorists.”
‘Operation Southern Spear’
Kantor berita Reuters melaporkan pada Sabtu bahwa pejabat tinggi pemerintahan Trump menggelar tiga pertemuan di Gedung Putih pekan ini untuk membahas opsi kemungkinan aksi militer terhadap Venezuela, mengutip sumber anonim.
Laporan tersebut muncul ketika AS terus memperluas kehadiran militernya di wilayah Amerika Latin secara signifikan, termasuk dengan pesawat F-35, kapal perang, dan kapal selam nuklir.
Awal pekan ini, Pentagon mengatakan bahwa Gerald R Ford Carrier Strike Group, yang mencakup kapal induk terbesar di dunia, telah tiba di Karibia dengan membawa sedikitnya 4.000 pelaut dan puluhan pesawat taktis.
Secara keseluruhan, kini terdapat sekitar 12.000 pelaut dan Marinir AS di kawasan tersebut, dalam operasi yang pada Kamis lalu diberi nama resmi oleh Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth sebagai “Operation Southern Spear.”
Di bawah Konstitusi AS, Kongres memiliki satu-satunya kewenangan untuk menyatakan perang. Namun Trump mengatakan bahwa ia tidak akan “selalu meminta deklarasi perang” untuk memberantas “orang-orang yang membawa narkoba masuk ke negara kami.”
