Ia muncul dalam berbagai meme, sandi forum, hingga slogan terselubung dalam manifesto kekerasan bersenjata. Simbol ini digunakan untuk mengekspresikan fantasi pelarian ke dunia baru yang diyakini “lebih bersih” dari keberagaman dan nilai-nilai demokratis.
Brenton Tarrant
Nama Brenton Tarrant tertulis jelas di senjata mainan yang ditemukan pascaledakan Jakut. Tarrant adalah pelaku penembakan massal di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, pada 15 Maret 2019.
Dalam serangan berdarah yang disiarkan langsung melalui media sosial itu, Tarrant membunuh 51 orang dan melukai puluhan lainnya. Aksinya mengejutkan dunia dan menjadi simbol kekerasan supremasi kulit putih modern
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Tarrant mengaku sebagai penganut ideologi ekstrem kanan, anti-imigran, dan anti-Muslim. Sebelum aksinya, ia menyebarkan manifesto sepanjang 74 halaman yang merinci pandangan radikal serta kebencian rasialnya.
Dalam dokumen tersebut, ia menyebut dirinya “eco-fascist” dan menyatakan bahwa kekerasan adalah solusi terhadap “invasi imigran.”
14 Words
Selain dua nama diatas, Frasa “14 Words” juga ditemukan di senjata mainan pelaku . Istilah ini bukan sekadar slogan numerik—ia merupakan simbol utama dalam ideologi supremasi kulit putih dan telah digunakan luas oleh pelaku-pelaku teror internasional.
“14 Words” mengacu pada dua kalimat propaganda yang dirumuskan oleh David Eden Lane, teroris domestik asal Amerika Serikat sekaligus anggota pendiri kelompok ekstremis “The Order”. Slogan utamanya berbunyi:
“We must secure the existence of our people and a future for white children.” (Kita harus melindungi keberlangsungan bangsa kita dan masa depan anak-anak kulit putih)
Kalimat ini biasa dilanjutkan dengan slogan kedua:
“Because the beauty of the White Aryan woman must not perish from the earth.” (Karena kecantikan wanita Arya tidak boleh menghilang dari muka bumi ini)
Frasa ini secara khusus dimaksudkan sebagai seruan militan untuk “melindungi” ras kulit putih, dan sering dipasangkan dengan angka “88” (merujuk pada “Heil Hitler”) membentuk kode “14/88”., Kombinasi simbol swastika dan angka ini lazim digunakan di dinding, senjata, hingga dokumen propaganda kelompok rasis internasional.
