Mengungkap 8 Istilah Asing di Senjata Mainan yang Ditemukan di Lokasi Ledakan SMAN 72 Kelapa Gading

Ilustrasi peta fiktif Agartha. (Sampul buku Agartha, the Earth\'s Inner World karya Mariana Stjerna)
Ilustrasi peta fiktif Agartha. (Sampul buku Agartha, the Earth\'s Inner World karya Mariana Stjerna)
0 Komentar

INSIDEN ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara (Jakut) pada Jumat, 7 November 2025, mengejutkan publik. Ledakan tersebut terjadi di lingkungan sekolah dan melukai sejumlah orang, termasuk terduga pelaku yang diduga merupakan pelajar di sekolah tersebut.

Dalam olah TKP, pihak kepolisian menemukan senjata mainan atau replika yang di permukaannya tertulis sejumlah frasa asing yang mencurigakan. Lima tulisan itu menjadi perhatian publik karena berkaitan dengan tokoh-tokoh dan istilah yang kerap muncul dalam kasus kekerasan bersenjata di luar negeri.

Menurut pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, senjata yang ditemukan bukan senjata api asli, melainkan hanya replika. Meski demikian, tulisan-tulisan yang ada di senjata tersebut menjadi bagian dari penyelidikan untuk mengungkap motif pelaku.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Polisi menyatakan seluruh temuan di lokasi masih dalam proses pendalaman dan akan diumumkan setelah investigasi lengkap.

Berikut delapan istilah asing yang tertulis di senjata mainan yang ditemukan dalam kasus ledakan SMAN 72 Kelapa Gading Jakarta Utara:

For Agartha

“For Agartha” adalah frasa yang tertulis di senjata mainan pelaku inisiden ini. Istilah ini mengacu pada legenda Agartha, sebuah kerajaan mitologis yang dipercaya tersembunyi di pusat bumi, dikelilingi jaringan gua dan terowongan raksasa.

Agartha populer dalam lingkaran teori konspirasi sebagai simbol “dunia bawah tanah yang lebih murni”, dihuni makhluk superior dan spiritual yang diyakini akan muncul kembali saat dunia di permukaan mengalami kehancuran.

Gagasan ini sangat erat kaitannya dengan teori Hollow Earth yang berkembang sejak abad ke-19, dan kemudian dihidupkan ulang oleh kalangan okultis serta kelompok ekstrem kanan.

Pada masa Perang Dunia II, sejumlah tokoh Nazi dikabarkan terobsesi dengan konsep Agartha dan Shambhala, melihatnya sebagai sumber rahasia kekuatan ras Arya.

Bahkan, beredar teori konspirasi bahwa setelah kekalahan Jerman, Hitler dan pasukannya kabur ke Antartika untuk bersembunyi di pusat bumi melalui jalur menuju Agartha.

Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda

Di dunia maya, terutama dalam komunitas ekstrem kanan internasional, “For Agartha” telah bergeser menjadi simbol yang menyatukan mitologi, kekerasan, dan penolakan terhadap tatanan dunia saat ini.

0 Komentar