KOORDINATOR Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI), BoyaminSaiman, mengonfirmasi kabar meninggalnya Antasari Azhar, Sabtu (8/11/2025). Antasari disebut meninggal di rumahnya di Tangerang, Banten.
“Iya [Antasari Azhar meninggal dunia]. [Meninggal karena] sakit, sudah lama juga [Antasari mengidap penyakit],” ucapnya melalui sambungan telepon, Sabtu.
“[Antasari] meninggal di rumah, [di Tangerang],” sambung dia.
Boyamin mengatakan, jenazah Antasari akan disalatkan di salah satu masjid di kawasan Serpong, Tangerang, usai salat Asar. Ia mengaku akan mengikuti proses salat jenazah tersebut.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
“Ini [jenazah Antasari] mau disalatkan di masjid habis Asar. Enggak [mendampingi hingga proses pemakaman], cuma ikut menyalatkan di masjid saja,” tuturnya
Biografi Antasari Azhar
Antasari Azhar lahir pada 18 Maret 1953. Ia adalah mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang diberhentikan secara tetap dari jabatannya pada tanggal 11 Oktober 2009 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Antasari menghabiskan masa kecil di Bangka Belitung. Ia adalah anak ke-4 dari 15 bersaudara. Ayah Antasari pernah menjabat sebagai kepala kantor pajak di Bangka Belitung.
Dia menempuh pendidikan SD di Belitung dan melanjutkan SMP dan SMA di Jakarta sampai lulus pada tahun 1971. Antasari kemudian masuk ke Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, Jurusan Tata Negara dan lulus pada 1981.
Karier Antasari dimulai dengan bekerja di BPHN Departemen Kehakiman (1981-1985). Kemudian ia diterima menjadi jaksa fungsional di Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat yang dijalaninya dari tahun 1985 sampai 1989.
Setelah itu, dia menjadi Jaksa Fungsional di Kejaksaan Negeri Tanjung Pinang (1989-1992), Kasi Penyidikan Korupsi Kejaksaan Tinggi Lampung (1992-1994) dan kemudian Kasi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Jakarta Barat (1994-1996).
Karier Antasari makin menanjak dengan menjadi Kepala Kejaksaan Negeri Baturaja (1997-1999).
Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda
Setelah itu ia mulai berkarier di jajaran Kejaksaan Agung sebagai Kasubdit upaya hukum pidana khusus Kejaksaan Agung, Kasubdit Penyidikan Pidana khusus Kejaksaan Agung (1999-2000) dan terakhir Kepala bidang hubungan media massa Kejaksaan Agung (2000).
Nama Antasari semakin terkenal ketika ia menjadi Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan (2000-2007) hingga ia kemudian terpilih sebagai Ketua KPK.
Selama menjabat, Antasari menangkap Jaksa Urip Tri Gunawan dan Artalyta Suryani dalam kaitan penyuapan kasus BLBI Syamsul Nursalim.
