SEORANG pegawai Mahkamah Pidana Internasional (ICC) yang menuduh Jaksa Karim Khan melakukan pelecehan seksual dilaporkan menjadi target operasi intelijen rahasia yang disebut dijalankan atas nama Qatar. Informasi ini diungkap The Guardian, yang memperoleh detail operasi tersebut melalui dokumen bocoran dan sumber yang mengetahui investigasi itu.
Operasi yang dijalankan perusahaan intelijen swasta ini disebut mengumpulkan data sensitif mengenai korban, yang juga bekerja di ICC, serta anggota keluarganya. Salah satu perusahaan bahkan berusaha mendapatkan detail paspor korban dan informasi pribadi tentang anaknya.
Tujuan utama operasi tersebut, menurut dokumen yang dilihat The Guardian, adalah mencari bukti yang dapat meruntuhkan kredibilitas korban serta klaim pelecehan yang dia ajukan terhadap Khan.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Khan, pengacara asal Inggris yang kini menjabat sebagai Jaksa ICC, membantah seluruh tuduhan tersebut. Pihak dekatnya menyebut tuduhan itu sebagai bagian dari kampanye yang didukung Israel, menyusul keputusannya pada 2024 untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Operasi intelijen itu dipimpin Highgate, sebuah perusahaan yang berbasis di kawasan Mayfair, London. Perusahaan tersebut menggambarkan dirinya sebagai “firma penasihat strategis” yang membantu tokoh bisnis dan politik menghadapi isu berisiko tinggi. Highgate bekerja sama dengan setidaknya satu perusahaan lain untuk menelusuri hubungan antara korban dan Israel, namun dokumen yang diperoleh The Guardian menunjukkan tidak ada bukti yang ditemukan.
Sumber yang mengetahui operasi ini mengatakan misi tersebut ditugaskan unit diplomatik tingkat tinggi di pemerintahan Qatar. Namun, dalam pernyataannya kepada The Guardian, Highgate membantah telah menargetkan individu tertentu dan menolak klaim bahwa proyek tersebut didanai atau ditugaskan pemerintah Qatar.
Korban yang menuduh Khan mengaku terkejut atas temuan ini. “Gagasan firma intelijen swasta ditugaskan untuk menargetkan saya sungguh tidak dapat dipahami dan sangat memilukan,” ujarnya.
Kasus ini menjadi babak baru dalam krisis yang mengguncang ICC. Keputusan Khan untuk meminta surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan di Gaza, telah membuat dirinya dan lembaga itu menjadi sasaran tekanan politik dari AS dan Israel.
