“Kondisi gedung ini juga bangunan dalam kondisi hampir banyak terbakar dan sudah tidak bisa digunakan untuk secara normal untuk operasional ada kekhawatiran dari pemilik gedung saat memasuki gedung runtuh. Karena pada saat ditemukan dua kerangka manusia ini dalam kondisi tertimbun puing-puing,” katanya.
Karo Labdokkes Polri, Brigjen Sumy Hastry Purwanti, menjelaskan alasan kerangka Reno dan Farhan baru ditemukan di bulan kedua setelah peristiwa kebakaran. Dia menyebut, secara ilmiah, bau tubuh manusia yang terbakar di bulan pertama akan sama dengan bau bangunan yang mengalami kebakaran.
“Kalau dalam proses dari awal sampai satu bulan dengan keadaan lingkungan terbakar itu pasti akan mengeluarkan bau yang sama-sama terbakar,” kata Sumy.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Bau sisa tubuh yang terbakar baru akan berubah saat memasuki bulan kedua. Dia menjelaskan atas dasar itu, kerangka dari Reno dan Farhan baru bisa tercium setelah dua bulan peristiwa kebakaran terjadi.
“Setelah masuk bulan kedua bahkan ketiga itu proses bau terhadap sisa bagian tubuh dengan kerangka akan tercium jelas kalau ini pembusukan dari suatu tubuh manusia. Jadi kenapa ditemukannya setelah bulan kedua, setelah dibersihkan loh kok ada bau yang tidak enak atau tidak menyenangkan setelah dibongkar itu kerangka tubuh manusia,” pungkas Sumy.
