Dalam sebuah laporan Deutsche Bank tahun 2025, New York dinobatkan sebagai kota dengan biaya sewa pusat kota termahal di dunia — rata-rata apartemen tiga kamar mencapai $8.500 per bulan. Di tengah kenyataan itu, seruannya untuk membekukan kenaikan harga sewa unit rumah agar sesuai aturan pemerintah, meningkatkan ketersediaan rumah terjangkau, serta memperketat regulasi bagi tuan tanah swasta mendapat sambutan hangat dari warga.
Sebagai anggota Democratic Socialists of America, keyakinan politiknya semakin jelas. Ia menyerukan penerapan pajak tetap 2% bagi warga berpenghasilan di atas $1 juta per tahun, peningkatan pajak korporasi, transportasi bus gratis, upah minimum $30 atau setara 465 ribu Rupiah per jam (dari $16,50 atau Rp250.000/jam saat ini), serta perluasan layanan penitipan anak publik.
“Kita harus berbicara dengan bahasa yang bisa dipahami semua orang — yang membuat mereka merasa terwakili,” ujar Mamdani kepada majalah New Statesman pada September lalu.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
“Partai Demokrat sering bicara soal demokrasi, tapi bila seseorang bahkan tak mampu membayar biaya hidup di kota yang ia sebut rumah, maka nilai-nilai itu terasa jauh dari jangkauan,” imbuhnya.
Para pengkritik Mamdani bilang apa?
Karena politik Mamdani sangat kiri dibanding kebanyakan politik di AS, banyak orang menentangnya. Beberapa menganggap sosialismenya terlalu ekstrem, bahkan di kota liberal seperti New York, sehingga ia menjadi sosok yang kontroversial dan memecah belah masyarakat.
“Ketakutan terhadapnya serupa dengan yang dulu dimiliki banyak orang terhadap Presiden AS Donald Trump,” ujar mantan Gubernur New York, David Paterson. “Mereka sama-sama berbicara tentang kelompok tertentu dengan cara yang menimbulkan perpecahan. Bedanya, Mamdani menargetkan pendukung Demokrat dan Republik pada umumnya.”
Dukungannya terhadap hak-hak rakyat Palestina juga menuai kritik di kota dengan populasi Yahudi terbesar di luar Israel. “Secara tegas dan tanpa ragu: Saya meyakini Zohran Mamdani berbahaya bagi komunitas Yahudi di New York,” ujar Rabbi Elliot Cosgrove dari Park Avenue Synagogue dalam khotbahnya bulan ini.
Namun, pandangan itu tidak mewakili seluruh komunitas Yahudi New York — banyak di antara mereka justru menyatakan dukungan terhadap Mamdani.
