MENDUNG kelabu menyelimuti atas Keraton Kasunanan Surakarta, seiring wafatnya Sahandap Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Pakubuwana Senapati ing Alaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Ingkang Jumeneng kaping XIII ing Nagari Surakarta Hadiningrat, pada Minggu (2/11/2025), di RS Indriati Solo Baru pukul 07.29.
Sosok raja sederhana itu meninggal seusai dirawat di runah sakit sejak 20 September. Pemilik nama kecil Gusti Raden Mas ( GRM) Suryo Partono itu bertahta sebagai Raja PB XIII sejsk 10 September 2004.
Semasa muda, bahkan sejak dinobatkan sebagai putra mahkota dengan gelar Kangjeng Gusti Pengeran Haryo ( KGPH) Hangabehi, almarhum dikenal akrab kalangan warga Baluwarten (kawasan dalam tembok keraton warisan Mataram Islam) sebagai sosok sangat sederhana, dan sering naik sepeda motor jika bepergian.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Almarhum merupakan putra tertua PB XII, yang lahir dari seorang garwa ampil(selir) Susuhanan PB XII bernama Kangjeng Ratu Ayu Pradapaningrum pada 28 Juni 1948. Kala itu ia diberi nama GRM Suryadi, namun karena sakit sakitan namanya diubah menjadi GRM Surya Partana.
Kanjeng Pangeran Haryo ( KPH) Eddy S Wirabhumi, suami dari Gusti Kangjeng Ratu (GKR) Wandansari atau Koes Murtiyah mengatakan, bahwa Sinuhun PB XIII memang mengalami sakit komplikasi sejak lama, dan sering masuk keluar rumah sakit.
Kabar meninggalnya PB XIII juga dibenarkan Ketua Eksekutif Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Surakarta Hadiningrat, KPH Eddy Wirabhumi.
“Ada informasi barusan,” ungkap Eddy saat dihubungi awak media.
Dikatakan Eddy, PB XIII meninggal saat dirawat di Rumah Sakit Indriati, Grogol, Solo Baru.
“Ya di Rumah Sakit Indriati Solo Baru. Saya menerima info sudah 15 menit yang lalu, jadi sekitar pukul 7.40 WIB,” ungkapnya.
Menantu PB XII itu menyampaikan bahwa pemakaman akan mengikuti tradisi tata cara adat Keraton Surakarta Surakarta.
“Ngikutin tata cara adat,” pungkasnya.
Catatan delik, Hangabehi sebagai Raja PB XIII bertahta dalam bayang banyang konflik internal. Sebelum dinobatkan sebagai raja pada 10 September 2004, ia didahului oleh oleh saudara tirinya, KGPH Tejowulan yang dinobatkan sebagai Raja PB XIII pada 31 Agustus 2004. Lalu Tejo bergabung kepada PB XIII, namun setelahnya ketegangan masih berlanjut, meski sempat terjadi rekonsiliasi.
