Klaim semacam ini bukan kali pertama muncul. Sehari sebelumnya, pemerintah Venezuela juga mengumumkan penangkapan sejumlah tentara bayaran yang diduga memiliki keterkaitan dengan badan intelijen Amerika Serikat tersebut.
“Jaringan kriminal yang didanai CIA dan terlibat dalam operasi rahasia ini, satu per satu, kami bongkar di wilayah kami,” tegas Gil, menggambarkan sebuah permainan mata-mata yang sedang berlangsung.
Situasi makin memanas setelah Presiden AS Donald Trump secara terbuka mengakui persetujuannya atas aksi-aksi rahasia di Venezuela, sambil mempertimbangkan untuk melancarkan operasi militer yang lebih besar di wilayah kedaulatan negara tersebut.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Eskalasi ini ditandai dengan kehadiran armada angkatan laut AS di perairan Karibia dekat Venezuela, di mana pasukan AS telah melancarkan 10 serangan mematikan, yang mereka klaim menargetkan kapal “penyelundup narkoba”, dan menewaskan 43 orang di dalamnya.
Venezuela meyakini bahwa tujuan akhir dari segala pengerahan kekuatan ini hanya satu: menggulingkan Presiden Nicolas Maduro dari tahtanya.
Pengerahan militer AS ini melibatkan tujuh kapal perang yang akan bergabung dengan kapal induk Gerald R Ford, raksasa baja terbesar di dunia, mengirimkan sinyal ancaman yang tak bisa disalahpahami.
Ini merupakan kapal induk bertenaga nuklir utama di kelasnya dan merupakan kapal perang terbesar serta tercanggih yang pernah dibangun oleh Angkatan Laut Amerika Serikat. Dengan bobot benaman sekitar 100.000 ton dan panjang lebih dari 330 meter, kapal ini dirancang untuk menggantikan kapal-kapal kelas Nimitz yang lebih tua.
Kapal ini mulai beroperasi pada tahun 2017 dan ditenagai oleh dua reaktor nuklir A1B baru yang menghasilkan tenaga listrik yang jauh lebih besar, cukup untuk memasok listrik ke sekitar 250.000 rumah.
Keunggulan utama Gerald R. Ford terletak pada integrasi teknologi mutakhirnya, termasuk Sistem Peluncuran Pesawat Elektromagnetik (EMALS) dan Advanced Arresting Gear (AAG) untuk peluncuran dan pendaratan pesawat yang lebih efisien dan cepat dibandingkan sistem uap tradisional.
Selain itu, kapal ini menampilkan tingkat otomatisasi yang lebih tinggi, yang memungkinkan pengurangan jumlah awak kapal hingga ratusan personel, sehingga mengurangi biaya operasional dan kebutuhan perawatan jangka panjang.