Pilot itu bisa memilih sendiri tujuannya, dan beberapa pilihan yang ditawarkan adalah: Puerto Rico atau pangkalan militer Amerika Serikat di Guantanamo, Kuba.
Vílez tidak menerima tawaran itu, tetapi dia memberikan nomor ponselnya kepada López.
Dalam beberapa minggu berikutnya, kedua pria itu bertukar serangkaian pesan, di mana pria Amerika itu menjelaskan bahwa tawaran itu masih berlaku. Pesan-pesan itu berlanjut bahkan setelah Lopez pensiun pada Juli lalu.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Bulan lalu, agen Amerika itu kembali menghubungi. Kali ini, pilot presiden menjawab dengan nada tajam. “Kami orang Venezuela terbuat dari logam yang berbeda. Pengkhianatan tidak mungkin terjadi pada mereka.” Setelah itu, dia memblokir nomor telepon orang Amerika itu.
Keesokan harinya, Marshall Billingslea, mantan pejabat keamanan nasional Amerika, mengirim pesan misterius kepada pilot tersebut.
Dia mengucapkan “selamat ulang tahun” kepadanya. Saat itu memang hari ulang tahunnya dan dia melampirkan foto Felegas di Republik Dominika, yang diambil saat pertemuan pertamanya dengan Lopez. Agen Amerika itu menghapus dirinya dari foto tersebut.
Beberapa hari kemudian, spekulasi menyebar di Venezuela bahwa pilot tersebut telah ditangkap. Namun, pada 24 September lalu, dia muncul kembali dengan mengenakan seragam militernya dalam sebuah program televisi pemerintah yang dipandu oleh Menteri Dalam Negeri Diosdado Cabello.
Menteri tersebut memperkenalkan pilot tersebut kepada publik, menggambarkannya sebagai patriot yang tak tergoyahkan. Dia mengatakan bahwa kasusnya membuktikan dengan tegas bahwa militer Venezuela tidak dapat dibeli.
Pengungkapan rencana ini terjadi pada saat Amerika Serikat mengerahkan armada terbesarnya di Karibia sejak Perang Dingin, dalam misi yang secara luas dipandang sebagai upaya untuk mendesak Maduro, 62, turun dari kekuasaan.
Departemen Luar Negeri AS juga menawarkan hadiah sebesar 50 juta dolar AS untuk informasi yang mengarah pada penangkapan presiden tersebut, dengan menuduhnya sebagai “teroris narkoba”. Sementara itu, Maduro membantah keterlibatannya dalam penyelundupan narkoba.
Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda
AS juga menawarkan hadiah sebesar 25 juta dolar AS untuk informasi yang mengarah pada penangkapan Menteri Dalam Negerinya, Cabello.
