Mengapa Uni Emirat Arab Dituding Terlibat dalam Krisis Kemanusiaan di Sudan?

Krisis kemanusiaan di Sudan
Krisis kemanusiaan di Sudan
0 Komentar

Menurut kelompok hak asasi manusia tersebut, UEA adalah satu-satunya pembeli howitzer dari China, mengutip data dari Stockholm International Peace Research Institute.

Salem Aljaberi, asisten menteri urusan keamanan dan militer UEA, mengatakan di media sosial bahwa tuduhan tersebut, “tidak berdasar” dan “tidak memiliki bukti yang kuat”. Aljaberi mengatakan sistem senjata tersebut “telah tersedia di pasar internasional selama hampir satu dekade” dan tidak hanya dimiliki oleh UEA.

Pekan ini, The Guardian melaporkan bahwa UEA juga berperan menyalurkan peralatan militer Inggris untuk RSF. Hal ini terungkap melalui dokumen yang dilihat oleh dewan keamanan PBB. Sistem sasaran senjata kecil buatan Inggris dan mesin pengangkut personel lapis baja buatan Inggris telah ditemukan dari lokasi pertempuran.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Temuan ini kembali mendorong pengawasan terhadap ekspor senjata Inggris ke UEA. Hal ini juga menimbulkan pertanyaan bagi pemerintah Inggris dan potensi perannya dalam memicu konflik di Sudan.

Beberapa bulan setelah dewan keamanan PBB pertama kali menerima materi yang menuduh bahwa UEA mungkin telah memasok barang-barang buatan Inggris ke RSF, data baru menunjukkan bahwa pemerintah Inggris kemudian menyetujui ekspor lebih lanjut ke negara Teluk untuk peralatan militer jenis yang sama.

Mesin Inggris yang dibuat khusus untuk jenis pengangkut personel lapis baja buatan UEA juga tampaknya telah diekspor ke UEA, meskipun terdapat bukti bahwa kendaraan tersebut telah digunakan di Libya dan Yaman, tindakan yang bertentangan dengan embargo senjata PBB.

Menurut Middle East Monitor, dukungan UEA kepada RSF terkait erat dengan ketertarikan Abu Dhabi terhadap sumber daya pertanian dan mineral yang melimpah di negara Afrika tersebut. Dukungan itu terus berlanjut meskipun banyak korban kemanusiaan yang menimpa rakyat Sudan, dengan lebih dari 750.000 orang berisiko kelaparan, sedikitnya 15.000 orang terbunuh dan lebih dari 10,2 juta orang mengungsi.

Para ahli dan pengamat berpendapat bahwa salah satu motivasi UEA mendanai RSF adalah untuk menjamin aksesnya terhadap tanah, pelabuhan, dan sumber daya mineral dan pertanian Sudan, termasuk peternakan dan tanaman. “RSF adalah tangan UEA di Sudan,” kata Amgad Fareid Eltayeb, seorang analis dan mantan asisten senior Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok.

0 Komentar