Mengapa Uni Emirat Arab Dituding Terlibat dalam Krisis Kemanusiaan di Sudan?

Krisis kemanusiaan di Sudan
Krisis kemanusiaan di Sudan
0 Komentar

Para pemimpin militer sebelumnya hanya mengisyaratkan adanya campur tangan negara-negara tetangga yang tidak disebutkan namanya dalam pemberontakan RSF saat itu.

“Kami mendapat informasi dari intelijen, intelijen militer, dan sirkuit diplomatik bahwa UEA mengirimkan pesawat untuk mendukung Janjaweed,” kata Jenderal Yassir al-Atta dalam pidatonya di hadapan anggota Badan Intelijen Umum di Omdurman, dalam sebuah video yang beredar di media sosial dan dilihat oleh Reuters.

Atta mengatakan UEA telah menyalurkan pasokan senjata ke RSF melalui Uganda, Republik Afrika Tengah (CAR) dan Chad. Dukungan telah tiba minggu ini melalui bandara di ibu kota Chad, Ndjamena, setelah sebelumnya datang melalui Amdjarass, katanya.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

“Kami memperingatkan negara mana pun yang berpartisipasi dalam mendukung pemberontakan ini bahwa apa yang terjadi akan terjadi,” kata Atta, disambut sorak-sorai para pejabat intelijen.

Sejak itu, UEA juga sudah melayangkan jawaban standar yang terus digunakan sampai sekarang. Kala itu seorang pejabat UEA mengatakan bahwa sejak awal perang, UEA “secara konsisten menyerukan deeskalasi, gencatan senjata, dan dimulainya dialog diplomatik” di Sudan.

UEA juga mengklaim sudah memberikan dukungan kemanusiaan untuk meringankan krisis kemanusiaan di Sudan dan negara-negara tetangga, termasuk melalui rumah sakit lapangan yang didirikan di kota Amdjarass di Chad pada bulan Juli, kata pejabat itu.

Komentar tersebut muncul setelah RSF mendapatkan momentum dalam perang tersebut, dengan mengusir tentara dari empat negara bagian di wilayah Darfur. RSF dengan cepat menguasai sebagian besar ibu kota, Khartoum, segera setelah dimulainya perang.

Saksi mata mengatakan RSF telah menggunakan drone dan artileri yang lebih canggih dibandingkan pada awal konflik. Sumber RSF mengatakan pasukan menyita persenjataan dari pangkalan militer.

Pemerintah Sudan akhirnya memutuskan hubungan diplomatik UEA pada Mei 2025 ini. Pengumuman tersebut muncul setelah RSF melakukan serangan di kota Port Sudan yang biasanya aman. Menteri Pertahanan Sudan Yassin Ibrahim saat itu menuduh UEA melanggar kedaulatan negaranya melalui “proksinya”, RSF.

Terkait serangan itu, Amnesty International mengumumkan bahwa mereka telah memverifikasi rekaman yang menunjukkan pesawat tempur RSF menggunakan bom berpemandu GB50A China dan howitzer 155mm AH-4 selama serangan di Khartoum dan Darfur.

0 Komentar