Mantan Direktur Mossad Yossi Cohen: Israel Berhasil Kerahkan Jaringan Sabotase dan Mata-Mata Global

Mantan Direktur Mossad Yossi Cohen: Israel Berhasil Kerahkan Jaringan Sabotase dan Mata-Mata Global
Logo Mossad
0 Komentar

MANTAN Direktur Mossad Yossi Cohen membuat pengakuan yang cukup mengejutkan. Cohen secara terang-terangan membanggakan Israel yang telah berhasil mengerahkan jaringan sabotase dan mata-mata global menggunakan peralatan yang dipasangi jebakan dan dimanipulasi oleh mata-mata.

Metode ini, yang dikecam sebagai terorisme oleh mantan Direktur CIA Leon Panetta, digunakan untuk menargetkan Hezbollah dan kini, menurut Cohen, telah tertanam di semua negara yang bisa Anda bayangkan.

Dalam video yang beredar di media sosial, Cohen terlihat berbicara di podcast The Brink yang dipandu oleh Jake Wallis Simons, editor The Jewish Chronicle.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Dilansir Middleeastmonitor, Jumat (31/10/2025), mantan direktur Mossad, yang memimpin operasi pemerasan terhadap hakim Mahkamah Internasional (ICJ), menjelaskan program rahasia yang telah ditanam Israel di seluruh dunia.

Dia mengklaim bertanggung jawab atas penemuan “metode pager” selama masa jabatannya di Divisi Operasi Khusus Mossad antara 2002 dan 2004.

“Tahukah Anda berapa banyak peralatan yang kami miliki di negara-negara ini? Bukan hanya dijebak, melainkan juga dimanipulasi oleh mata-mata… di semua negara yang bisa Anda bayangkan,” kata Cohen kepada Simons.

Dia menggambarkan apa yang tampaknya merupakan sistem luas dari peralatan komersial yang disusupi untuk mengumpulkan intelijen atau, dalam beberapa kasus, menyebabkan kerusakan fisik.

Teknik tersebut, kata Cohen, berasal dari pemanfaatan peralatan komunikasi yang digunakan oleh pejuang Hezbollah, khususnya pager yang dimodifikasi untuk berfungsi sebagai alat pemantauan jarak jauh atau perangkat peledak.

“Jika musuh membeli peralatan, Israel harus campur tangan dengan menyusup ke rantai pasokan mereka dan memanfaatkannya,” jelasnya, sambil menambahkan bahwa konsep tersebut disempurnakan dan diterapkan secara global setelah diuji coba selama Perang Lebanon Kedua pada 2006.

Mantan kepala intelijen tersebut juga mengakui bahwa alat sabotase Israel belum sepenuhnya diterapkan di Gaza, menyebut hal ini sebagai kekurangan kritis menjelang serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023.

Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda

“Bukan Gaza. Tidak cukup,” katanya, sambil menegaskan bahwa Mossad telah berulang kali memperingatkan tentang kerentanan ini, namun diabaikan oleh Shin Bet dan IDF.

0 Komentar