Menanggapi hal ini, AS telah menerapkan sanksi ekonomi yang sangat keras terhadap Venezuela, termasuk embargo minyak, yang menjadi sumber pendapatan utama negara tersebut. Sanksi ini dirancang untuk menekan Maduro agar mundur dari jabatannya dan mengembalikan demokrasi. Namun, Maduro tetap bertahan, menuduh AS melakukan “perang ekonomi” dan intervensi imperialis, yang semakin meningkatkan retorika anti-Amerika dari Caracas.
Tindakan keras AS terhadap Maduro juga mencakup peningkatan kehadiran militer di Laut Karibia untuk operasi anti-narkoba, yang dianggap Maduro sebagai ancaman militer terselubung. AS secara konsisten mendesak sekutu internasionalnya untuk mengisolasi rezim Maduro secara diplomatik dan mendukung upaya transisi demokrasi di Venezuela. Upaya ini menunjukkan keseriusan AS dalam menangani isu Venezuela, yang dianggap sebagai prioritas kebijakan luar negeri.