Sekretaris polisi militer, Marcelo de Menezes, mengatakan dalam konferensi pers bahwa pasukan khusus elitE sengaja mendorong yang mereka sebut penjahat ke hutan yang berbatasan dengan favela, tempat sebagian besar pertempuran terjadi, untuk melindungi penduduk.
Sekretaris polisi sipil Felipe Curi sementara itu menuduh mayat-mayat yang dipajang di jalan hanya mengenakan pakaian dalam karena pakaian kamuflase, rompi, dan senjata yang mereka kenakan telah dilucuti oleh warga.
Namun, warga yang marah menuduh polisi melakukan pembunuhan massal. “Ada orang-orang yang telah dieksekusi, banyak di antaranya ditembak di belakang kepala, ditembak di punggung. Ini tidak bisa dianggap sebagai keselamatan publik,” kata Raull Santiago, seorang warga dan aktivis berusia 36 tahun.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Pengacara Albino Pereira Neto, yang mewakili tiga keluarga yang kehilangan kerabat, mengatakan bahwa beberapa jenazah memiliki bekas luka bakar dan sejumlah korban tewas telah diikat. Beberapa “dibunuh dengan darah dingin,” katanya.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sangat prihatin dengan banyaknya korban, kata juru bicaranya, Stephane Dujarric. Kantor Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Hak Asasi Manusia mengatakan pihaknya ngeri dan menyerukan investigasi cepat.
