Mengapa Banjir di Wilayah Kota Semarang Sulit Surut?

Sejumlah truk melintas jalan Kaligawe Raya yang terendam banjir di Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (29/10). (
Sejumlah truk melintas jalan Kaligawe Raya yang terendam banjir di Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (29/10). (Dok BNPB)
0 Komentar

BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkap penyebab banjir di wilayah Kota Semarang, Jawa Tengah, yang sulit untuk surut. Pantauan BNPB, pada Rabu, 29 Oktober 2025, air masih merendam sejumlah titik di Kota Semarang.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menerangkan, meski wilayah hilir tak diguyur hujan, bagian hulu justru masih bergejolak. Radar cuaca Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang menunjukkan awan konvektif dengan potensi hujan sedang hingga lebat masih muncul di beberapa titik.

“Kondisi ini membuat banjir di Kota Semarang seolah enggan pergi. Di sisi lain, keberadaan proyek tol dan tanggul laut turut memperlambat aliran air menuju laut,” jelas Abdul, dalam keterangan resmi pada Kamis, 30 Oktober 2025.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Meskipun begitu, pihaknya tetap berupaya untuk mempercepat surutnya air. Dia mengungkap sejumlah pompa milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Pusat Pengendalian Sarana dan Prasarana Sumber Daya Air (PPSDA), dan BNPB terus beroperasi.

“Air yang menggenangi kawasan tengah hingga utara kota disedot menuju dua kolam retensi, lalu dialirkan ke Laut Jawa. Namun, debit air masih terus bertambah karena pasokan dari hulu Sungai Tenggang dan Sringin belum berhenti,” ujar Abdul.

Selain itu, BNPB juga menambah armada Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). Penambahan pesawat penabur bahan semai Natrium Klorida (NaCl) dan Kalsium Oksida (CaO) dilakukan untuk mengendalikan awan pembawa hujan yang mengepung Semarang dari berbagai arah.

0 Komentar