Saat 3I/ATLAS mencapai perihelion pekan ini – berada dalam jarak 1,4 unit astronomi, atau 130 juta mil (210 juta kilometer) dari matahari, menurut NASA – ia mungkin mulai melepaskan gas secara berlebihan. Ketika komet tersebut kembali terlihat melalui teleskop pada awal November, komet tersebut mungkin terlihat lebih besar dan lebih terang dibandingkan yang terlihat dua bulan lalu. Instrumen yang berada di darat, di orbit, dan bahkan dalam perjalanan menuju Yupiter akan menarik perhatian.
Mulai 27 November 2025 hingga 27 Januari 2026 – ketika 31/ATLAS dijadwalkan meninggalkan tata surya kita – Jaringan Peringatan Asteroid Internasional (IAWN) akan melakukan “kampanye komet” untuk menyempurnakan metode dalam menentukan lokasinya, Space.com melaporkan.
Sedangkan astronomer Avi Loeb membuka kemungkinan bahwa 31/ATLAS adalah objek yang dibuat dengan teknologi dari peradaban lain di luar Tata Surya. Avi Loeb adalah kepala Proyek Galileo, direktur pendiri Inisiatif Lubang Hitam Universitas Harvard, direktur Institut Teori dan Komputasi di Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian, dan mantan ketua departemen astronomi di Universitas Harvard (2011–2020).
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Ia menyatakan, untuk pesawat ruang angkasa, perihelion adalah waktu optimal untuk akselerasi atau deselerasi akibat dorongan mesin, berkat bantuan gravitasi Matahari. Hal ini juga berlaku pada kapal induk yang melepaskan wahana mini yang bermanuver menuju planet-planet. “Sayangnya, kita tidak dapat mengamati 3I/ATLAS dari Bumi pada saat yang tepat, sehingga menimbulkan pertanyaan apakah lintasannya telah diatur dengan baik oleh kecerdasan luar angkasa?,” tulisnya di akun Medium.
Pada 3 November 2025, 3I/ATLAS akan berjarak 97 juta kilometer dari Venus. Pada minggu yang sama, misi ESA, Juice, akan dapat mengamatinya di sepanjang jalurnya menuju Jupiter. Pada 19 Desember 2025, 6 hari sebelum Natal, 3I/ATLAS akan mencapai jarak terdekatnya 267 juta kilometer dari Bumi, dengan asumsi lintasan gravitasi murni.
“Akankah 3I/ATLAS mengirimkan wahana mini ke Bumi sebagai hadiah Natal untuk umat manusia? Saya telah meminta tim peneliti saya di Proyek Galileo untuk memeriksa apakah ada aktivitas yang tidak biasa dari benda-benda anomali di atmosfer bumi berdasarkan data yang dikumpulkan oleh tiga Observatorium Galileo dalam beberapa bulan mendatang.”
