GUMPALAN busa hitam menyerupai awan yang tampak melayang di udara membuat heboh warga Subang, Jawa Barat. Menanggapi peristiwa tersebut, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan fenomena tersebut bukan kejadian alam.
“Berdasarkan hasil kajian awal dari aspek meteorologi (data), fenomena tersebut tidak termasuk dalam kejadian alam yang disebabkan oleh proses cuaca, awan, maupun aktivitas atmosfer lainnya,” kata Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, Teguh Rahayu, melalui pesan tertulis, Rabu (29/10).
Teguh mengatakan, secara ilmiah, awan terbentuk dari kondensasi uap di atmosfer dengan pola, ketinggian, dan karakteristik tertentu yang dapat diidentifikasi oleh citra satelit dan radar cuaca BMKG.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Ia mengatakan, gumpalan hitam tersebut lebih mungkin berasal dari aktivitas manusia.
“Menurut kami fenomena yang tampak berupa gumpalan hitam tersebut lebih mungkin berasal dari aktivitas di permukaan bumi, misalnya dari proses industri, reaksi kimia limbah, atau aktivitas manusia lainnya yang menyebabkan terbentuknya busa atau material ringan yang kemudian terangkat oleh angin,” ucap Teguh.
Teguh menyarankan pemeriksaan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
“Namun untuk memastikan sumber serta kandungan materialnya, disarankan agar dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh instansi terkait, seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH) atau BPBD setempat,” ucap Teguh.
Menurut Teguh, BMKG Jawa Barat akan terus memantau kondisi cuaca dan atmosfer di wilayah Subang. Pihaknya juga menyatakan siap memberikan dukungan data untuk kajian lebih lanjut.
“BMKG Jabar terus memantau kondisi cuaca dan atmosfer di wilayah Subang serta siap memberikan dukungan data, apabila diperlukan untuk kajian lebih lanjut oleh pihak berwenang,” ucapnya.
Busa hitam pekat itu melayang di udara dan menempel di jalan serta atap rumah warga.
Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda
Rohim, salah seorang warga setempat menyebut, busa tersebut berbau menyengat dan menimbulkan rasa gatal ketika bersentuhan dengan kulit.
“Awalnya kami kira asap kebakaran, dan awan hitam yang jatuh terbawa angin, tapi pas didekati ternyata busa hitam. Bau banget, kayak limbah pabrik,” ungkap Rohim (45), warga setempat kepada wartawan, Rabu (29/10/2025).
