PULUHAN orang, termasuk seorang anak berusia lima tahun, terluka dalam serangkaian insiden penembakan terpisah di berbagai lokasi di Washington DC, Amerika Serikat (AS) sejak Jumat hingga Sabtu, 25 Oktober waktu setempat.
Laporan The Washington Post menyebutkan bahwa lima korban, empat orang dewasa dan seorang anak, menjadi korban luka insiden penembakan di dekat Universitas Howard setelah berlangsungnya acara reuni.
Dikutip dari Antara, pihak kepolisian menyatakan salah satu korban mengalami luka serius yang mengancam nyawa, sementara korban lainnya, termasuk anak laki-laki berusia lima atau enam tahun, diperkirakan selamat.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Hingga saat ini, belum diketahui apakah rentetan penembakan tersebut saling berkaitan. Juru bicara kepolisian Washington, Tom Lynch, menyebut penyelidikan masih berlangsung dan patroli tambahan telah dikerahkan di sejumlah titik rawan.
The Washington Post menilai insiden ini sebagai “malam paling keras” di ibu kota AS sejak lonjakan operasi penegakan hukum federal dimulai pada Agustus lalu.
Pada 11 Agustus, Presiden AS Donald Trump memerintahkan pengerahan pasukan Garda Nasional ke Washington, DC, setelah mendeklarasikan darurat keamanan publik. Ia berjanji akan memulihkan ketertiban di kota-kota dengan tingkat kejahatan tinggi seperti New York, Chicago, Baltimore, Oakland, dan Los Angeles.
Trump menegaskan bahwa pemerintahannya “akan membuat kota-kota Amerika lebih aman dengan segala cara,” meski kebijakan tersebut mendapat penolakan dari sejumlah gubernur dan wali kota dari Partai Demokrat.
