SEBANYAK 110 warga negara Indonesia (WNI) yang berhasil kabur dari perusahaan penipuan judi online (judol) di Chrey Thum, Kamboja kini terkatung-katung di Karantine Center Phnom Penh tanpa kepastian kapan bisa kembali ke Tanah Air. Mereka mengaku tidak lagi memiliki biaya pulang dan memohon untuk bisa dipulangkan ke Tanah Air.
Hal ini disampaikan Afrizal Fauzi Akbar alias Rizal, salah seorang korban asal Jakarta Timur. Afrizal mengatakan mereka kini berada di bawah pengawasan pihak berwenang Kamboja setelah berhasil melarikan diri dari perusahaan yang mempekerjakan mereka secara ilegal dan memperlakukan mereka dengan tidak manusiawi.
Rizal menjelaskan, perusahaan tempat mereka bekerja di Kamboja adalah perusahaan scam berkedok bisnis digital, namun sebenarnya adalah jaringan perjudian online ilegal.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Selama bekerja mereka tidak digaji. Bahkan beberapa dari mereka mengalami penyiksaan fisik dan psikis. Kini mereka menghadapi masalah baru. Bagaimana cara kembali ke Indonesia. Mereka berharap bisa mencari pekerjaan sementara dan memohon agar pemerintah membantu kepulangan mereka ke Tanah Air.
“Kami banyak disiksa. Kami setiap harinya kami dipukuli. Saya mewakili rekan-rekan Indonesia yang terjebak di tempat karantina imigrasi Kamboja ingin meminta bantuan kepada Bapak Presiden dan Pemerintah Indonesia untuk membantu kami terkait masalah biaya pulang dikarenakan di perusahaan sebelumnya kami tidak digaji dan sebagian dan beberapa rekan kami dan keluarganya tidak memiliki uang untuk tiket pulang,” kata Afrizal Fauzi Akbar dalam cuplikan video yang beredar.
Sejumlah warga negara Indonesia di Kamboja terlibat kerusuhan saat berusaha kabur dari sindikat penipuan online. Kini semua WNI yang terlibat sudah dalam penanganan Otoritas Kamboja dan pendampingan dari KBRI Phnom Penh.
Keributan terjadi pada 17 Oktober 2025 lalu. Sebanyak 97 warga negara Indonesia diduga terlibat kericuhan saat berusaha melarikan diri dari perusahaan penipuan judol di Kota Chrey Thum, Kamboja. Sebanyak 86 WNI di antaranya berada di kantor polisi, sementara 11 lainnya menjalani perawatan di rumah sakit.