Polisi Sebut CCTV di Lantai 4 Rusak Sejak 2023, Pihak Udayana Bantah: Timothy Saat Itu Berada di Blind Spot

Timothy Anugerah Saputra, mahasiswa jurusan Sosiologi FISIP Universitas Udayana, meninggal dunia usai jatuh da
Timothy Anugerah Saputra, mahasiswa jurusan Sosiologi FISIP Universitas Udayana, meninggal dunia usai jatuh dari gedung lantai 4. (Instagram)
0 Komentar

KASUS kematian mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Udayana, Timothy Anugerah Saputra (22) masih diselidiki oleh pihak Kepolisian Sektor (Polsek) Denpasar Barat. Selain memeriksa belasan saksi, polisi juga menyebut kamera pengawas atau CCTV menjadi barang bukti.

Namun, pihak kepolisian menyebutkan CCTV di lantai empat gedung FISIP Universitas Udayana Kampus Sudirman rusak sejak 2023, Sehingga tidak merekam kejadian korban sebelum jatuh di halaman kampus.

Atas keterangan polisi itu, pihak Universitas Udayana membantah dan menyebut CCTV di lantai empat masih berfungsi dengan baik. Hanya saja kondisi korban saat itu berada di titik buta (blind spot).

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

“CCTV kami berfungsi dengan baik. Almarhum tertangkap kamera CCTV berjalan di lorong, itu ada. Tapi, setelah itu tidak tertangkap lagi oleh CCTV. Ini sudah dilakukan pengecekan juga dengan pihak kepolisian,” kata Ketua Unit Ketua Unit Komunikasi Publik Universitas Udayana Ni Nyoman Dewi Pascarani.

Timothy ditemukan tewas usai jatuh dari lantai empat gedung kampus FISIP Universitas Udayana di Kampus Sudirman Denpasar, pada Rabu (15/10/2025) pagi. Korban sempat dilarikan ke RSUP Prof. Ngoerah Denpasar setelah ditemukan dalam keadaan luka parah.

Adapun, Polsek Denpasar Barat telah memeriksa sebanyak 19 saksi terkait kasus kematian Timothy. Kapolsek Denpasar Barat Komisaris Polisi Laksmi Trisnadewi Wieryawan di Denpasar, Senin (20/10/2025), menyebutkan para saksi yang diperiksa meliputi para dosen, teman kelas korban, sahabat korban hingga satpam Kampus Universitas Udayana Sudirman Denpasar.

Menurut keterangan Laksmi, rata-rata para saksi yang diperiksa mengungkap kepribadian TAS yang memiliki kemampuan intelektual yang baik, sehingga kecil kemungkinan dia mengambil tindakan ceroboh hingga mengakhirinya hidupnya dengan tragis.

“Dari 19 saksi yang kami mintai keterangan, mereka rata-rata menyampaikan bahwa korban ini orangnya pintar, berbicara itu sangat berbobot,” katanya.

Selain itu, korban dalam pandangan teman-temannya dilihat sebagai sosok yang disegani sehingga kecil juga kemungkinan orang lain melakukan perundungan.

“Jadi rekan-rekan itu segan malahan, segan. Kemudian kalau untuk menjadi korban pembulian itu dari teman-temannya pun merasa itu sangat kecil sekali kemungkinan yang terjadi. Karena korban ini orang yang berprinsip, bukan tipe-tipe yang akan gampang di-bully seperti itu,” kata Laksmi.

0 Komentar