Berikut Poin-Poin Penting Pidato Direktur Intelijen Luar Negeri Rusia Terkait Krisis NATO-Moskow

Direktur Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR), Sergei Naryshkin
Direktur Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR), Sergei Naryshkin
0 Komentar

Konvergensi Lembaga Intelijen: SVR dan FSB Membangun Narasi Koheren

Narasi ini diperkuat oleh pernyataan sebelumnya dari Direktur FSB, Alexander Bortnikov, yang juga menuduh Inggris dan Ukraina merencanakan sabotase terhadap pipa Turkish Stream.

Ini merupakan jaringan pipa gas alam yang dibangun oleh Rusia untuk mengirim gas ke Turki melalui Laut Hitam, dimulai dari stasiun kompresor di wilayah Anapa, Rusia, dan berakhir di terminal penerima di Kıyıköy, Turki.

Proyek ini terdiri dari dua jalur, dengan satu jalur berfungsi memasok gas ke Turki, sementara jalur kedua dirancang untuk mengalirkan gas lebih lanjut ke Eropa Selatan dan Tenggara, seperti Bulgaria dan Serbia.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Pembangunan proyek ini, yang beroperasi sejak tahun 2020, bertujuan untuk mengamankan pasokan energi bagi Turki dan Eropa sekaligus mengurangi ketergantungan transit gas Rusia melalui Ukraina.

Klaim SVR dan FSB menciptakan kesan adanya konsistensi bukti dan koordinasi dalam pesan. Mereka merinci metode yang dituduhkan, mulai dari penggunaan drone, kapal nirawak, hingga perenang tempur, untuk memberikan kredibilitas teknis pada tuduhan tersebut.

Memperluas Spektrum Ancaman: Dari Sanksi hingga “Serangan Teroris”

Naryshkin tidak membatasi ancaman pada ranah konvensional. Ia menyatakan bahwa London dan sekutu Eropa-nya akan menggunakan “semua cara yang tersedia,” yang mencakup spektrum luas mulai dari sanksi ekonomi, organisasi serangan teroris, hingga serangan militer oleh pasukan Ukraina.

Dengan menggabungkan alat-alat kebijakan yang sah (sanksi) dengan tindakan kriminal (terorisme), narasi ini berusaha melukiskan Barat sebagai pihak yang tidak bermoral dan bersedia menghalalkan segala cara untuk melawan Moskow.

NATO dalam Kerangka Peperangan yang Tak Terelakkan?

Pidato Naryshkin juga menganalisis persiapan militer NATO, yang dinilainya sebagai persiapan menuju perang yang tak terelakkan dengan Rusia. Ia menyoroti peningkatan eksponensial produksi industri militer Eropa, latihan mobilisasi, dan kampanye propaganda tentang “agresi Moskow” sebagai bukti.

Namun, ia juga menyisipkan titik kelemahan aliansi dengan menyatakan bahwa ibu kota Eropa seperti Brussels, Paris, dan Berlin meragukan komitmen keamanan Amerika Serikat (Pasal 5 Pakta Washington).

0 Komentar