Berikut Poin-Poin Penting Pidato Direktur Intelijen Luar Negeri Rusia Terkait Krisis NATO-Moskow

Direktur Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR), Sergei Naryshkin
Direktur Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR), Sergei Naryshkin
0 Komentar

AKSELERASI industri militer di Barat yang terhimpun dalam NATO menunjukkan hal tak biasa. Mereka bukan sekadar untuk memenuhi kebutuhan pertahanan dalam negeri, tapi mengindikasikan ambisi untuk menyerang negara lain.

Rusia muncul sebagai target. Dengan mengabaikan kedaulatan dan keberlanjutan negara beruang tersebut, NATO bersiap untuk menjalankan pilihan pahit berbakuhantam dengan negara yang kini dipimpin Vladimir Putin.

Dalam sebuah pertemuan Dewan Kepala Badan Keamanan negara-negara CIS di Samarkand, Direktur Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR), Sergei Naryshkin, menyampaikan serangkaian tuduhan strategis yang menggambarkan eskalasi retorika Moskow terhadap Blok Barat, sebagaimana diberitakan Reuters yang mengutip Kantor Berita RIA.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Pidato tersebut tidak hanya berfungsi sebagai peringatan, tetapi juga instrumen peperangan informasi yang dirancang untuk membingkai posisi Rusia dan mendiskreditkan aktor-aktor kunci seperti Inggris dan NATO.

Beberapa poin penting terkait ketegangan NATO dengan Rusia adalah sebagai berikut:

Tuduhan Sabotase sebagai Kelanjutan Narasi Nord Stream

Naryshkin secara eksplisit menuduh badan intelijen Inggris (MI6) sedang mempersiapkan operasi sabotase di kawasan vital Laut Baltik dan Laut Hitam. Ia menghubungkan rencana ini dengan ledakan pipa gas Nord Stream 2 di masa lalu, yang diyakininya telah menciptakan rasa “impunitas” atau kekebalan hukum di London.

Dengan mengaitkan insiden masa lalu berupa rencana yang belum terjadi, Kremlin membangun narasi bahwa Barat adalah pihak yang provokatif dan tidak bertanggung jawab, sambil mengalihkan perhatian dari permasalahan mengenai insiden Nord Stream yang masih gelap.

Ini merupakan serangkaian ledakan bawah laut dan kebocoran gas yang terjadi pada pipa gas alam Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 di Laut Baltik pada September 2022.

Pipa-pipa ini, yang dirancang untuk mengalirkan gas dari Rusia ke Jerman, mengalami kerusakan parah akibat ledakan yang diyakini secara luas sebagai tindakan sabotase.

Meskipun identitas pelaku masih menjadi misteri dan sumber spekulasi serta perdebatan geopolitik, insiden ini secara efektif menghentikan aliran gas dari Rusia ke Eropa, memperparah ketegangan geopolitik yang sudah memanas di tengah invasi Rusia ke Ukraina dan memicu kekhawatiran tentang keamanan infrastruktur energi penting Eropa.

0 Komentar