PEPS Ungkap Dugaan Mark-up Pengerjaan Proyek Whoosh 50 Persen: Siapa Dalang Pengalihan ke China?

Mantan Presiden Joko Widodo alias Jokowi dan Luhut Binsar Pandjaitan di depan kereta Whoosh. (Foto: KAI)
Mantan Presiden Joko Widodo alias Jokowi dan Luhut Binsar Pandjaitan di depan kereta Whoosh. (Foto: KAI)
0 Komentar

Untuk itu, lanjut Anthony, aparat penegak hukum wajib menindaklanjuti fenomena ini. Agar terungkap secara pasti, siapakah pihak-pihak yang mengalihkan kerja sama pembangunan kereta cepat yang semula digarap Jepang, tiba-tiba beralih ke China.

“Ya dibuka saja, siapa yang berperan dalam proyek-proyek Kereta Whoosh. Kenapa harus dengan China yang belakangan membuat berat keuangan negara. Cicilan bunganya saja Rp2 triliun,” ungkapnya.

Sebelumnya, pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio mengungkap pengalaman dipanggil Presiden Joowi di Istana Presiden, Jakarta, pada 2016. Untuk berdiskusi proyek KCJB.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Dalam wawancara yang dikutip dari siniar Forum Keadilan TV, Agus menyebut, pengalihan proyek KCJB dari Jepang ke China, merupakan ide Jokowi.

“Pak Jokowi bilang ini ide beliau. Tapi saya tahu itu sebetulnya dari Jepang. Sebelum diserahkan, orang Jepang yang mau menyerahkan proyeknya sempat ketemu saya,” tutur Agus, dikutip Sabtu (18/10/2025).

Padahal, kata Agus, Jepang sudah melakukan studi kelayakan atau feasibility study (FS), menggandeng UI dan UGM. Melalui JICA, Jepang siap membiayai proyek tersebut dengan bunga ringan dan tenor 40 tahun. Tiba-tiba, China mengambil alih dengan biaya bunga pinjaman lebih besar.

“Sekarang (dengan China) jadi 85 tahun dengan bunga 2 persen. Jepang itu sulit di depan, tapi cepat di belakang. Sedangkan Cina, gampang di awal, tapi sulit di belakang. Sekarang buktinya begitu kan,” ujarnya.

Agus menduga, keputusan Jokowi mengalihkan proyek kereta cepat ke Cina, lebih dilandasi pertimbangan politik ketimbang rasionalitas ekonomi. “Menurut saya, Jokowi merasa lebih nyaman dengan Cina. Mungkin karena banyak bantuan dan kedekatan politik,” katanya.

Saat menghadiri rapat senat terbuka Dies Natalis ke-62 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), Jumat (17/10/2025), Jokowi tak menjawab saat ditanya wartawan soal utang Kereta Whoosh yang tak ditanggung APBN.

Mengenakan batik berkelir cokelat dan berpeci hitam, Jokowi terdiam sambil menahan senyum. Kemudian posisinya bergerak, sambil berbicara dengan peserta Dies Natalis Fakultas Kehutanan UGM di dekatnya.

0 Komentar