Pengakuan Luhut Soal Proyek Whoosh Bermasalah Sejak Awal: Saya Terima Sudah Busuk Itu Barang

Kereta Cepat Whoosh
Kereta Cepat Whoosh
0 Komentar

Menurutnya, restrukturisasi pembiayaan proyek Whoosh akan segera dipercepat begitu Keppres diterbitkan. Ia mengaku telah berkoordinasi langsung dengan CEO Danantara, Rosan Roeslani, terkait pembentukan tim negosiasi.

“Tadi saya sudah bilang sama Pak Rosan, segera aja bikin itu timnya, orangnya ini, ini, ini. Kalau Keppres-nya sudah keluar, dia bilang akan bicara ke presiden,” ucap Luhut.

Selain soal pembiayaan, Luhut menyesalkan munculnya berbagai spekulasi publik yang menyebut utang proyek akan diganti dengan aset negara di Laut China Selatan. Ia menilai tudingan tersebut tidak berdasar dan mencerminkan kurangnya pemahaman terhadap data.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Mantan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi itu optimistis restrukturisasi proyek Whoosh bisa diselesaikan dengan baik jika pemerintah bergerak secara kompak. Ia mencontohkan proyek LRT Jabodebek yang juga sempat bermasalah namun bisa diselesaikan melalui restrukturisasi serupa.

“Sama dengan LRT. LRT juga masalah, tapi kita restrukturisasi, kan beres. Ini juga sama,” ujar Luhut.

Danantara Mau Evaluasi Total Whoosh

Sementara itu, CEO Danantara Rosan Roeslani tengah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proyek kereta cepat Jakarta–Bandung. Evaluasi ini tidak hanya menyentuh aspek keuangan dan utang, tetapi juga meninjau keberlanjutan dan manfaat proyek bagi masyarakat.

“Kami sedang melakukan pengkajian opsi penyelesaian KCIC (Kereta Cepat Indonesia China). Opsi-opsi ini sedang kami kaji, dan kalau sudah selesai, akan kami paparkan ke semua kementerian terkait,” kata Rosan di Kantor BKPM, Jakarta, Jumat (17/10).

Rosan mengatakan, hasil kajian akan dipresentasikan kepada kementerian terkait seperti Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan, dan Dewan Ekonomi Nasional. Tujuannya agar keputusan akhir yang diambil pemerintah bersifat komprehensif dan tidak hanya menambal masalah jangka pendek.

“Kita ingin penyelesaiannya komprehensif, bukan hanya yang sifatnya menutup masalah jangka pendek. Kita mau yang menyeluruh, bukan hanya soal finansial,” ucap Rosan.

Katanya, Danantara juga menjalin komunikasi dengan pihak China, termasuk dengan National Development and Reform Commission (NDRC), mengingat proyek ini merupakan bagian dari program strategis yang didorong langsung oleh Presiden Xi Jinping.

0 Komentar