Ini menunjukkan adanya gangguan mental parah yang membuatnya tidak bertanggung jawab secara pidana, sebuah kesimpulan yang dipegang hingga kematiannya di institusi mental. Sebaliknya, pembunuh berantai sering kali dinilai mampu membedakan benar dan salah, meskipun mereka memiliki kepribadian sosiopat atau psikopat.
Faktor lain yang sering disalahtafsirkan adalah seksualitas Gein. Kejahatannya yang melibatkan pencurian mayat dan pembuatan “setelan wanita” memunculkan spekulasi kuat tentang nekrofilia dan kanibalisme. Gein dengan keras menyangkal kedua praktik tersebut, bahkan dilaporkan menganggap bau mayat “menyinggung”.
Serial Netflix-nya mendukung teori nekrofilia tetapi, secara kontroversial, juga menyentuh masalah identitas gender Gein. Dalam sebuah adegan fiktif, Gein membayangkan berbicara dengan ikon trans Christine Jorgensen, dan ia mengakui dirinya berpikir ia adalah “transseksual.”
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Namun, Jorgensen di imajinasinya mengklarifikasi bahwa Gein bukanlah transgender, melainkan gynephilic—sebuah istilah yang mengacu pada ketertarikan intens pada citra wanita atau feminitas.
Co-creator serial, Ian Brennan, menjelaskan kepada Tudum bahwa penting bagi mereka untuk membuat perbedaan itu, “untuk mengatakan, ‘Dengar, ini adalah dua hal yang sangat berbeda,’” dan tidak mencampuradukkan kejahatan Gein dengan identitas transgender.
Namun, seperti dilansir laman The Guardian, kritikus berpendapat bahwa penggambaran semacam itu sangat sembrono dan dapat menyamakan “gender queerness” dengan “penyimpangan berbahaya”.
Kritikus juga menilai bahwa serial ini berusaha menghubungkan Gein dengan penderitaan psikoseksual Anthony Perkins, bintang film Psycho (1960), yang bergumul dengan orientasi seksualnya sendiri—sebuah kesimpulan yang dianggap tidak adil dan tidak berdasarkan fakta.
Mereka menyatakan, “Sangat tidak adil untuk menyiratkan bahwa Perkins, yang mungkin menderita, merasakan semacam kesetiaan atau kekerabatan gelap dengan pria yang memperkosa mayat dan mengenakan kulit wanita seperti setelan hanya karena Perkins bergumul dengan orientasi seksualnya”.
Pada akhirnya, dengan hanya dua pembunuhan yang terbukti, fokusnya pada mayat yang dicuri, dan diagnosis skizofrenia, Gein lebih tepat dikategorikan sebagai perampok kuburan dan pembunuh sporadis dengan masalah kejiwaan yang parah, daripada sebagai pembunuh berantai.