Perbatasan Lebanon-Israel Tegang Kembali Usai Militer Yahudi Luncurkan 12 Serangan Udara

Lebanon mengatakan Israel telah membunuh satu orang dan melukai tujuh orang, sementara militer Israel mengatak
Lebanon mengatakan Israel telah membunuh satu orang dan melukai tujuh orang, sementara militer Israel mengatakan telah menargetkan Hizbullah dan kelompok sekutu. (Foto AFP)
0 Komentar

NNA menyoroti bahwa serangan ini tidak hanya melanggar gencatan senjata, tetapi juga mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menekankan perlindungan sipil. “Ini adalah pelanggaran terang-terangan terhadap perjanjian yang telah disepakati,” ujar seorang juru bicara NNA, meski detail kutipan lebih lanjut belum dirilis secara resmi.

Serangan ini menambah daftar panjang pelanggaran gencatan senjata sejak November 2024, di mana kedua belah pihak saling tuduh melakukan provokasi. Hizbullah, yang didukung Iran, telah menahan diri dari respons langsung, tetapi para analis memperingatkan bahwa insiden seperti ini bisa memicu siklus kekerasan baru. Lebih dari 4.000 nyawa telah hilang sejak konflik meletus, dengan Lebanon menanggung beban terberat akibat kehancuran infrastruktur dan krisis kemanusiaan.

Komunitas internasional, termasuk PBB dan Uni Eropa, mendesak kedua pihak untuk kembali ke meja negosiasi. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebelumnya menyatakan kekhawatiran atas “ketidakstabilan yang berkelanjutan di Lebanon,” menekankan perlunya pengawasan independen atas penarikan pasukan Israel.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Sementara itu, pemerintah Lebanon menyerukan investigasi mendesak dari badan internasional, sementara Israel belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden Kamis malam. Situasi di perbatasan tetap tegang, dengan warga Lebanon selatan hidup dalam ketakutan akan serangan mendadak.

0 Komentar